Jamilah Nasution
G351060381
Manusia
yang ada di bumi ini sangat beraneka ragam. Keanekaragaman ini merupakan fakta
dan gejala yang dapat diamati baik dari segi ukuran, bentuk, warna, struktur,
fungsi, perawakan, lama tumbuh dan tanggapan terhadap lingkungan yang ada
disekitarnya. Variasi yang terjadi dapat disebabkan karena adaptasi, mutasi,
modifikasi, perkembangan, faktor lingkungan dan genetika. Perubahan-perubahan
yang terjadi pada manusia secara umum dan khususnya pada pelajar dan remaja
kita sekarang ini dapat kita lihat terutama dari segi perkembangan dan faktor
lingkungannya, yang pada hakekatnya terjadi pada tingkat populasi. Dengan
besarnya tingkat populasi yang ada di lingkungan sekitarnya maka besar pula
pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan seorang remaja.
Pada
dasarnya para remaja kita secara sadar atau tidak, sudah dapat mengelompokkan
mana yang baik dan mana yang tidak baik, mana yang boleh dia lakukan mana yang
tidak. Tetapi pada kenyataannya banyak remaja kita yang terjerumus ke dalam
hal-hal yang tidak baik yang menyesatkan dirinya sendiri. Ini semua dapat di
lihat bagaimana perkembangan para remaja kita saat ini dalam sebuah buku yang
berjudul “Senandung Cinta”, dimana penulis buku ini (Ust. Jefry Al-Bukhari)
tanpa sadar telah melakukan suatu kegiatan bertaksonomi yaitu mengelompokkan
dan mencirikan bahkan memberikan nama pada setiap perilaku yang ada pada para
pelajar dan remaja kita saat ini.
Kita ketahui masa remaja adalah masa terindah yang tak akan pernah
terulang lagi. Namun sayang, kenyataannya banyak dari remaja kita yang justru
membuang kesempatan emas itu. Mereka lebih suka bersenang-senang, bermain-main
dengan hal-hal yang negatif yang tanpa mereka sadari bisa menghancurkan masa
depannya. Seperti halnya dengan Nge-Drug, Tawuran, Freesex, Party and Having
Fun, dsb, ini merupakan kelompok
perilaku remaja kita yang tidak baik. Dari
contoh ini kita akan bahas satu persatu apa saja yang dilakukan para remaja
kita sehingga mereka lupa bahwa dengan melakukan hal-hal tersebut masa depan mereka
melayang dengan sia-sia.
1.
Nge-Drug
Nge-Drug atau mengkonsumsi minuman keras, narkotika dan obat-obatan
terlarang (NARKOBA) dikalangan remaja dan anak muda sekarang benar-benar
mencapai taraf yang sangat mengkhawatirkan. Dengan “trend” tindak penyalahgunaan narkoba yang semakin meningkat dapat
kita bayangkan berapa banyak anak-anak usia sekolah yang telah terjerumus dalam
tindak penyalahgunaan narkoba sekarang ini? Tentu sangat mengerikan sekali
untuk kita bayangkan!
Jenis-jenis obat terlarang dan narkotika yang telah akrab di telinga
para remaja yang suka nge-drug, antara lain : Ecstasy (nama lainnya adalah :
INEX, KANCING, EVA, ADAM, MDM, GOLONG-GOLONG), Sabu-sabu (nama lainnya adalah :
Glass, Quartz, Hirropon, Ice Cream), Candu, Morfin, Codein, Canabis, dsb. Ini
adalah kelompok jenis obat-obatan
terlarang dan narkotika yang setiap jenisnya mempunyai pengelompokkan yang
sesuai dengan ciri-cirinya dan si pemakai juga memberikan istilah nama-nama trend dari jenis obat-obatan dan
narkotika tersebut.
Hal yang kita inginkan bahwa seharusnya remaja yang suka nge-drug itu
sadar, atau paling tidak ada yang memberikan penyadaran, bahwa nge-drug adalah
tindakan yang bodoh dan sama saja dengan bunuh diri, karena apa yang dilakukan
adalah prilaku yang sangat merugikan, baik secara jasmani maupun rohani. Dari
segi jasmani, orang yang gemar mengkonsumsi narkoba akan mengalami gangguan
kesehatan yang sangat serius, karena ketergantungannya yang luar biasa terhadap
obat-obat terlarang ia harus bertahun-tahun masuk pusat rehabilitasi untuk
menyembuhkan ketergantungannya terhadap obat-obatan tersebut, yang menyebabkan
ia menderita penyakit jantung, dsb. Dari segi rohani, orang-orang yang gemar
nge-drug, akan mudah sekali hilang kesadarannya dan mudah melakukan tindak
kriminalitas yang sangat keji dan menjijikkan di luar dugaan.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa narkotika dan zat aditif bisa
menutupi akal dan menghilangkan kesadaran bagi si pemakai. Pemakai narkotika
yang sedang fly, ia akan merasakan
adanya “sesuatu” yang masuk ke dalam tubuhnya, sehingga apa yang dilakukannnya
sudah di luar kontrol dirinya.
Salah satu kasus kita lihat penyalahgunaan atau ketergantungan terhadap
minuman keras dan narkoba di kalangan remaja dan pelajar, sebagian besar
berawal dari “coba-coba”, selebihnya karena pola hidup (life style), biar
dibilang gaul, modern, trendy, funky, dsb. Hal ini dikarenakan kecenderungan
jiwa remaja yang sedang bergejolak, menyukai tantangan, ingin mencoba sesuatu
yang baru dan berusaha mencari jati diri, memang sangat rentan terhadap
berbagai pengaruh. Ia akan mudah mencoba “sesuatu yang baru” sebagai pengalaman
hidup. Apalagi kalau dalam masa yang rentan ini, mereka mengalami
masalah-masalah hidup yang sulit untuk dipecahkan, misalnya ditinggal kekasih,
Broken Home, maka mereka akan cenderung mencari tempat pelarian yang dapat
membuatnya “Happy”. Dari mulai coba-coba dan akhirnya ketagihan, ini merupakan
pertanda dimulainya saat-saat kehancuran.
Dari uraian di atas, jelaslah bahwa narkoba adalah sumber bencana.
Orang-orang yang telah terjebak didalamnya, dan tidak segera melepaskan diri
dari cengkeramannya, maka ia akan kehilangan segala-galanya. Narkoba
benar-benar telah membuat masa depan generasi muda yang kecanduan dengannya,
melayang dan hilang percuma. Mereka akan menghadapi masa depan yang suram dan
kelam, yang seharusnya para pelajar sehari-hari berkutat dengan buku pelajaran
dan ilmu pengetahuan untuk bekal masa depan, kini justru sibuk dengan ganja,
ekstasi, putaw, inex, sabu-sabu, dan sejenisnya.
Sebelum kalian terjerumus ke dalamnya maka ingatlah bahwa masa depan
kalian ada di tangan kalian sendiri. Jangan sekali-kali terjebak dalam narkoba,
kalau tidak ingin masa depan kalian melayang percuma! Oleh karena itu, peran
orang tua sangat penting dalam membimbing anak-anaknya yang sedang dalam proses
peralihan.
Hal ini semakin mempertegas bahwa memang kegiatan Taksonomi itu tidak
luput dari kehidupan kita sehari-hari. Karena dalam masalah penyalahgunaan
obat-obatan terlarang dan narkotika pun terjadi, bukan hanya dari segi
pengelompokkan, pencirian sampai pemberian nama trend obat-obatan saja tetapi dari segi jasmani dan rohani juga
memiliki dampak yang sama yaitu memiliki kelompok penyakit-penyakit tertentu
yang dialami oleh si pemakai sesuai dengan jenis obat apa yang di konsumsinya.
2.
Tawuran
Tawuran kini seolah-olah sudah menjadi rutinitas akhir pekan yang
dilakukan oleh pelajar di kota-kota besar. Bahkan, kini fenomena tawuran antar
pelajar juga sudah menjalar ke pelosok kota-kota kecil di Indonesia. Pada
awalnya tawuran pelajar seringkali hanya dengan baku hantam atau saling lempar
batu, tapi kini sudah menjurus pada tingkat yang sangat mengkhawatirkan, bahkan
mengerikan kalau kita lihat pelajar yang terlibat tawuran kini mulai
mempersenjatai dirinya dengan senjata tajam. Ini jelas bukan lagi sebuah tindak
kenakalan remaja tapi jelas-jelas sebuah tindak kriminalitas.
Sebenarnya tawuran yang terjadi antar pelajar itu banyak disebabkan
oleh sikap over acting, ingin perhatian, solidaritas salah kaprah, fanatisme sempit
dan gelegak gejolak muda mereka yang mudah tersulut oleh amarah. Tawuran ini
juga sedikit banyak dipengaruhi oleh sikap “gagah-gagahan” yang ditunjukkan
oleh para remaja. Dari sisi usia, para remaja memang sedang mengalami masa
transisi dari usia kanak-kanak menuju usia dewasa. Karenanya, setiap remaja
cenderung ingin diperhatikan dan diakui eksistensinya.
Oleh karena itu, harus ditekankan kepada mereka bahwa orang yang kuat
dan gagah itu bukan sekedar orang yang mempunyai kekuatan fisik hebat ataupun
mampu memenangkan sebuah pertarungan fisik. Lebih dari itu, sesungguhnya orang
yang kuat adalah orang yang mampu menguasai amarahnya.
Tidak selayaknya pelajar dan orang-orang yang bergelut dengan
pendidikan mengandalkan otot. Sebaliknya, mereka harus lebih mengedepankan otak
dan rasionalitas, karena tawuran adalah tindakan anarkisme yang mengedepankan
otot daripada otak. Masa-masa sekolah dan remaja adalah masa untuk menempa diri
untuk menjadi seseorang yang berguna di masa depan yang semuanya itu sangat
bergantung kepada kemampuannya dalam mempergunakan masa sekolah dan remajanya
untuk memberdayakan otak dan hati mereka. Para pelajar dan remaja yang lebih
memilih tawuran sebagai “hoby” mereka, dibandingkan dengan memilih buku dan
ilmu pengetahuan, maka mereka inilah orang-orang yang akan gagal pada masa
mendatang. Sebaliknya, para pelajar dan remaja yang mampu memberdayakan otak
dan hatinya untuk “melahap” semua ilmu pengetahuan dan berbagai keterampilan,
serta mampu menghindarkan diri mereka dari terjerumus dalam aksi tawuran yang
seolah sudah menjadi trend dunia remaja, maka mereka itulah yang akan menuai
keberhasilan di masa depan.
Tawuran merupakan salah satu kelompok perilaku para pelajar yang tidak
baik. Hal ini dipengaruhi karena adanya kelompok pelajar yang hobinya memang
suka memperlihatkan eksistensinya sebagai pelajar yang hebat dan kuat. Ini
merupakan salah satu ciri-ciri pelajar kita yang menganggap dirinya lebih hebat
dan kuat dari orang lain. Padahal terkadang masalah yang menyebabkan terjadinya
tawuran tersebut hanya sepele.
3.
Freesex
Melihat pergaulan para pelajar dan remaja sekarang ini, sungguh membuat
kita mengerutkan dahi dan geleng-geleng kepala. Bukan karena kagum dan salut
atas prestasi yang diraihnya, tapi justru prihatin, jijik, dan tidak habis
pikir terhadap apa yang mereka lakukan. Apa yang harus kita katakan ketika kita
mendapati para pelajar kita dengan beraninya berbuat asusila bahkan merekam
adegan mesum mereka di dalam ponsel kamera mereka lalu disebarkan melalui
internet. Sungguh bibir kita seolah terkunci dan tidak bisa berkata apa-apa.
Kita hanya bisa prihatin dan mengelus dada. Sudah demikian bobroknya-kah akhlak
pelajar-pelajar kita? Pola hidup “freesex”
benar-benar telah menjadi pilihan hidup sebagian dari mereka.
Pola hidup pergaulan bebas dan freesex
yang kini mulai mewabah di tengah-tengah kehidupan masyarakat kita adalah
pertanda bahwa masyarakat kita telah mengalami krisis moral dan spiritual, juga
telah kehilangan identitas ketimurannya. Sebenarnya pola hidup seperti ini
sedikit banyaknya juga dipengaruhi oleh pornografi dan pornoaksi yang kini
sedang “inn” di tengah-tengah
masyakarat kita. Lihat saja internet, reklame, komik, majalah, tabloid dan
kalender. Gambar-gambar yang mereka tampilkan seringkali mengedepankan
unsur-unsur pornografi untuk menarik perhatian konsumen dan masih banyak
contoh-contoh lain yang bisa kita lihat di sekitar kita. Lebih dari itu,
disadari atau tidak, dengan berpola hidup pergaulan bebas dan freesex, sebenarnya masyarakat kita
telah mempersiapkan diri untuk menerima azab dari Allah.
Oleh karena itu sebagai pendidik terutama bagi orang tua, para remaja
kita harus diajarkan bahwa seks adalah hubungan suci yang mempunyai keterkaitan
dengan moral. Orang yang sering melakukan seks bebas (freesex), maka ia bisa dikatakan sebagai orang yang tidak mempunyai
kesempurnaan moral atau bahkan bisa dikatakan tidak bermoral. Dari sisi sosial,
orang yang berpola hidup freesex akan
dianggap hina dan nista serta dikucilkan oleh masyarakat. Sementara dari sisi
agama, pola hidup freesex adalah pola
hidup yang sangat dikecam dan dikutuk oleh agama. Islam memandang bahwa seks
adalah hubungan suci yang baru boleh dilakukan oleh pasangan suami istri yang
sudah sah. Maka dari itu berhati-hatilah wahai para remaja. Peliharalah
kesucianmu dan kehormatanmu hanya untuk pasanganmu yang sah.
Salah satu kelompok perilaku remaja kita yang sangat memalukan adalah
seks bebas (freesex). Perilaku ini
berkaitan dengan harga diri, bukan hanya menghancurkan diri sendiri tetapi juga
menghancurkan nama baik keluarga.
4.
Party and Having Fun
Akhir-akhir ini ada fenomena memprihatinkan yang mulai menjangkiti
sebagian remaja kita, yaitu kegemaran mereka untuk mengadakan pesta-pesta (party) dan kecenderungan sebagian dari
mereka mempunyai pola hidup mengejar kesenangan semata-mata (having fun; yang penting bersenang-senang). Pola hidup party and having fun seperti ini merupakan suatu perilaku
yang sangat tidak terpuji, karena keduanya merupakan pola hidup berlebihan.
Dalam Islam dengan tegas melarang segala bentuk perbuatan yang berlebihan dan
melampaui batas, karena hal itu pasti akan melabrak nilai dan rambu-rambu
moral, sosial dan agama. Pola hidup berlebihan juga akan menyebabkan terganggu
dan terampasnya hak atau kebebasan orang lain.
Perlu kita sadari bahwa hidup ini sebenarnya tidak sesederhana yang
dipikirkan oleh para penggila party
dan penganut prinsip having fun. Hidup ini adalah satu siklus
kehidupan yang akan berkaitan erat dengan siklus kehidupan yang lain. Apa yang
kita perbuat dalam siklus kehidupan dunia ini akan menentukan siklus kehidupan
berikutnya (akhirat). Hidup di dunia ini hanyalah sekejap. Alangkah meruginya
jika kita tidak mampu menjadikan hidup yang sekejap itu lebih berarti.
Dari beberapa contoh yang telah dipaparkan di atas mengenai perilaku
para pelajar dan remaja kita saat ini tentunya itu semua menjadi pengalaman dan
pelajaran bagi kita sebagai pendidik terutama orang tua, agar kita sama-sama
membimbing dan menuntun mereka ke arah yang lebih baik dan nantinya akan bermanfaat
bagi mereka. Dan dari uraian tersebut juga dapat kita lihat jelas pengelompokkan
masig-masing perilaku, kemudian setiap kelompok memiliki ciri masing-masing
bahkan pemberian nama dari setiap perilaku tersebut juga berbeda. Hal inilah
yang dimaksud bahwa kegiatan apapun yang kita lakukan dan kita lihat di sekitar
kita tidak luput dari taksonomi yaitu mengelompokkan, mencirikan dan memberi
nama.
CINTA REMAJA
Masa remaja adalah masa yang paling indah. Yaitu sebuah fase di mana
remaja asik dengan dunianya. Secara fisik dan mental, remaja mengalami
perubahan. Dia sudah mulai tertarik pada lawan jenisnya. Hormon-hormon
kewanitaan atau kelelakiannya mulai menonjol, sehingga ada sesuatu yang berbeda
dalam dirinya. Seorang wanita mulai belajar memakai bra, mencari pembalut yang
enak dan nyaman, dst. Seorang lelaki mulai mengalami mimpi basah, sering
melamun, dsb. Ini merupakan satu perhatian besar juga bagi pendidik terutama
orang tua untuk memantau perkembangan para remaja kita yang sedang mencari jati
dirinya, seperti ingin cinta dan dicintai, ingin diperhatikan, ingin perhatian,
ingin kasih sayang, dan lain sebagainya. Hal ini di sebut “cinta remaja” yang
tumbuh di saat dia sudah mengenal lawan jenisnya, masalah cinta sampai sekarang
belum terpecahkan, padahal cinta sebenarnya adalah anugerah Tuhan, yang kita
ketahui bahwa semua orang punya cinta, tetapi tidak sama cara mengungkapkannya.
Ada yang mengungkapkan rasa cinta dengan sekuntum bunga, ada yang
mengungkapkannya dengan ciuman, ada yang mengungkapkannya dengan pemberian
barang, ada juga yang mengungkapkannya dengan kata-kata yang tersusun indah
bagai karya pujangga. Dan bahkan ada yang sangat ekstrim yaitu dengan melakukan
hubungan badan. Gara-gara cinta orang bisa mabuk kepayang, gara-gara cinta
orang bisa menjadi sastrawan. Karena cinta, orang yang sakit bisa sembuh;
karena cinta, orang yang malas menjadi giat; karena cinta, yang berat menjadi
ringan. Karena putus cinta, orang bisa nekat bunuh diri. Inilah salah satu
contoh kalau kita melakukan sesuatu atas nama cinta atau orang sering dikatakan
“cinta buta”.
Dengan kata lain, bukan berarti para pelajar atau remaja kita tidak
boleh mencintai dan dicintai, tapi jadikanlah cinta sebagai cambuk untuk mencapai
prestasi. Karena cinta itu tidak selamanya merusak, asalkan kita bisa menempatkan
sesuatu pada tempatnya. Dengan cinta seperti ini, maka apa saja yang menjadi
obsesi dan cinta-cita kita, dobraklah ia dengan cinta dan jalanilah ia dengan
cinta. Siapa yang ingin berprestasi, paculah prestasi yang ingin dicapai dengan
semangat cinta.
Ada beberapa hal yang harus diasah oleh remaja kita yaitu mengenai
“empat olah”, supaya menjadi remaja yang kamil, yang mempunyai nilai plus.
1.
Jadilah remaja yang beriman dan
berakhlak dengan “Olah Hati”
Kita
tahu bahwa setiap manusia mempunyai hati adalah benar. Tetapi tidak semua hati
manusia itu bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Banyak manusia yang tertutup
dan buta mata hatinya. Hati adalah tempat mengendapnya berbagai benih hasrat
kehidupan. Ada benih kebajikan dan ada benih keburukan. Mulanya hati adalah
bening dan jernih, tetapi karena manusia menurutkan hawa nafsu, maka lambat
laun hati mulai berubah warna, karena hawa nafsu adalah kotoran yang membuat
hitam dan pekat hati, dan lama-lama akan mengendap di saa, maka jadilah hati
itu tertutup. Manakala, hati sudah tertutup, tidak ada lagi gerakan tubuh
kecuali keburukan, karena hati yang tertutup tidak bisa lagi diingatkan dan
dinasehati lagi oleh siapa pun.
Oleh
karena itu, hati harus senantiasa kita jaga. Isilah hati denga agama, penuhilah
dengan keimanan, pelihara hati dengan ketaqwaan. Jangan beri ruang kosong untuk
hawa nafsu.
2.
Jadilah remaja yang cerdas dan
berprestasi dengan “Olah Pikir”
Dalam
sebuah hadist menyebutkan : “Berpikir sejenak lebih baik daripada ibadah seribu
rakaat”. Maksudnya ibadah yang tidak dihayati dan tidak diimplementasikan dalam
kehidupan nyata, nilainya tidak seberapa dibandingkan dengan berpikir yang
menghasilkan solusi. Cara berpikir otak adalah seagai berikut :
a.
Berpikir Seri, yaitu berpikir yang
berguna untuk menyelesaikan persoalan rasional atau tugas-tugas yang sudah ada.
Pemikiran ini berorientasi pada tujuan, bersifat “how to” untuk apa.
b.
Berpikir Asosiatif, yaitu pikiran
yang berguna untuk mengenai lingkungan. Cara berpikir ini menggunakan hati dan
tubuh. Ia merupakan jenis kecerdasan yang digunakan untuk menghasilkan efek-efek
luar biasa bagi manusia. Dengan mengasah secara terus menerus akan menghasilkan
kepandaian, apalagi yang memiliki bakat. Berpikir seperti ini lebih dikenal
sebagai Kecerdasan Emosional (EQ).
c.
Berpikir Unitif, yaitu pikiran
secara menyeluruh yang berguna untuk mengendalikan dan memberikan makna dalam
setiap aktivitas. Berpikir seperti ini dikenal sebagai Kecerdasan Spiritual
(SQ).
Oleh
karena itu, ketahuilah bahwa kita adalah produk dari pikiran-pikiran kita,
artinya kita mau menjadi apa tergantung pikiran kita.
3.
Jadilah remaja yang tanggap dan
peduli dengan “Olah Rasa”
Para
leluhur bangsa kita berpesan kepada generasi muda, agar setiap diri mempunyai
“rasa” yang tinggi, yang tertuang dalam “tribrata” (tiga sikap kesatria), yaitu
:
a.
Handarbeni, artinya ikut merasa memiliki.
b.
Hangrungkebi, artinya membela dan
mempertahankan.
c.
Mulat Sariro Angroso Wani, artinya mau
introspeksi diri, tahu diri dan tidak takut dikritik.
Dari
ketiga sikap di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa kepekaan sangat
diperlukan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Remaja harus
mempunyai kepekaan terhadap lingkungan, harus tanggap dengan situasi, harus
mempunyai kepedulian. Maka dari itu, orang yang punya kepekaan dan pandai
mengolah rasa akan mudah bergaul dan diterima oleh masyarakat.
4.
Jadilah remaja yang sehat dan kuat
dengan “Olah Raga”
Sehat
adalah nikmat yang terlalu mahal harganya. Tetapi tidak semua orang tahu
nilainya, sebelum dia jatuh sakit. Sehat adalah modal utama dalam hidup. Karena
kesehatan akan sangat menentukan perjalanan ke depan. Bagaimana kita bisa
berpikir jernih kalau badan sakit, bagaimana bisa makan enak kalau badan sakit.
Untuk menjadi sehat dan kuat, ada beberapa faktor yang mempengaruhinya yaitu
faktor makanan, faktor lingkungan dan faktor psikis. Jika ketiga faktor ini
sudah bisa diatasi, maka satu lagi yang harus kita lakukan yaitu berolah raga
untuk menjaga kesehatan.
Sahabat
pembaca, ketahuilah bahwa keempat “olah” tersebut merupakan kecerdasan yang
harus dikembangkan secara bersama-sama, tidak boleh dijalankan secara terpisah.
Karena satu dengan yang lainnya sangat berkaitan. “Olah hati” akan menimbulkan
kecerdasan spiritual yang diaktualisasikan melalui perbuatan, perwujudannya
dalam bentuk pikir, rasa dan raga. Maka selain pendidikan hati, juga perlu
pendidikan pikir, pendidikan rasa, dan pendidikan raga. Dari ketiga pendidikan
tersebut akan menghasilkan kecerdasan-kecerdasan yang timbul dari hati dan diri
kita.
Sahabat
pembaca, untuk menjadi remaja yang sukses dan selamat dalam kehidupan ini. Maka
jadilah remaja yang bisa menggambarkan masa depan (mempunyai visi). Jadilah
remaja yang suka membaca, karena membaca adalah kunci ilmu pengetahuan dan buku
adalah jendela dunia. Jadilah remaja yang rajin berdoa, karena berdoa adalah
kunci keselamatan. Jadilah remaja yang mendapat restu kedua orang tua, karena Ridha Allah tergantung ridha orang
tua, dan murka Allah tergantung murka keduanya. Doa orang tua adalah pembuka
tabir kegelapan, menyingkirkan hambatan dan rintangan, sehingga kita mudah meraih
cita-cita. Maka kemana pun kita melangkah dan apapun yang kita cita-citakan,
mintalah doa dan restu dari orang tua kita.
Uraian
diatas menunjukkan bahwa ternyata banyak hal-hal baik yang harus dilakukan oleh
para pelajar dan remaja kita. Ini merupakan kelompok perilaku remaja yang kamil
dan mempunyai nilai plus, dan sama sekali memiliki ciri-ciri yang jauh berbeda
dari perilaku yang negatif yang sebelumnya telah dibahas. Kalau kita lihat
kelompok perilakunya saja berbeda yaitu perilaku negatif seperti nge-drug,
tawuran, seks bebas (freesex), dan Party and Having Fun, dan perilaku positif seperti
menjadi remaja yang kamil dan mempunyai nilai plus. Bukan hanya kelompok
perilakunya saja yang berbeda tetapi ciri-ciri orangnya juga berbeda yang dapat
dilihat dari uraian diatas dan bahkan dalam pemberian nama juga berbeda. Kalau
kelompok perilaku negatif istilah namanya lebih keren sesuai dengan trendnya,
sedangkan kelompok perilaku yang positif istilah nama tidak begitu keren tetapi
memiliki makna yang lebih berarti.
Dari
semua kejadian yang terjadi pada para pelajar dan remaja kita ini mudah-mudahan
timbul rasa kesadaran, dan bangkit kepedulian para pedidik terutama orang tua
untuk lebih memperhatikan buah hatinya untuk melangkah dan mengarahkan mereka
ke ha-hal yang lebih baik untuk masa depannya. Dan dari kejadian-kejadian ini
pula kita dapat mengelompokkan apa saja yang harus para pelajar dan remaja kita
lakuan dan apa saja yang tidak boleh mereka lakukan. Para pelajar dan remaja
kita juga memiliki ciri-ciri perilaku yang berbeda sesuai dengan faktor
lingkungan yang ada disekitarnya baik di lingkungan rumah maupun sekolah. Hal
ini semua tergantung bagaimana mereka beradaptasi terhadap lingkungan, dan
dengan adanya perubahan perilaku yang diakibatkan oleh adaptasi tersebut maka
sebagai pendidik dan orang tua harus selalu memperhatikan perubahan-perubahan
tersebut dan mengarahkan mereka ke arah yang lebih baik.
Ingatlah
satu hal wahai sahabatku para remaja, bahwa masa depanmu ada di tanganmu. Maka
jangan kau hancurkan dirimu dan masa depanmu dengan melakukan perbuatan yang
bisa merusak itu semua.
0 comments:
Post a Comment