Wednesday, February 29, 2012

APLIKASI TAKSONOMI DALAM SENANDUNG CINTA YANG DI TULIS OLEH Ust. JEFRY AL-BUKHARI SEBAGAI PANDUAN MENJADI REMAJA YANG BERBUDI DAN BERPRESTASI


Jamilah Nasution
G351060381

Manusia yang ada di bumi ini sangat beraneka ragam. Keanekaragaman ini merupakan fakta dan gejala yang dapat diamati baik dari segi ukuran, bentuk, warna, struktur, fungsi, perawakan, lama tumbuh dan tanggapan terhadap lingkungan yang ada disekitarnya. Variasi yang terjadi dapat disebabkan karena adaptasi, mutasi, modifikasi, perkembangan, faktor lingkungan dan genetika. Perubahan-perubahan yang terjadi pada manusia secara umum dan khususnya pada pelajar dan remaja kita sekarang ini dapat kita lihat terutama dari segi perkembangan dan faktor lingkungannya, yang pada hakekatnya terjadi pada tingkat populasi. Dengan besarnya tingkat populasi yang ada di lingkungan sekitarnya maka besar pula pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan seorang remaja.  
Pada dasarnya para remaja kita secara sadar atau tidak, sudah dapat mengelompokkan mana yang baik dan mana yang tidak baik, mana yang boleh dia lakukan mana yang tidak. Tetapi pada kenyataannya banyak remaja kita yang terjerumus ke dalam hal-hal yang tidak baik yang menyesatkan dirinya sendiri. Ini semua dapat di lihat bagaimana perkembangan para remaja kita saat ini dalam sebuah buku yang berjudul “Senandung Cinta”, dimana penulis buku ini (Ust. Jefry Al-Bukhari) tanpa sadar telah melakukan suatu kegiatan bertaksonomi yaitu mengelompokkan dan mencirikan bahkan memberikan nama pada setiap perilaku yang ada pada para pelajar dan remaja kita saat ini.
Kita ketahui masa remaja adalah masa terindah yang tak akan pernah terulang lagi. Namun sayang, kenyataannya banyak dari remaja kita yang justru membuang kesempatan emas itu. Mereka lebih suka bersenang-senang, bermain-main dengan hal-hal yang negatif yang tanpa mereka sadari bisa menghancurkan masa depannya. Seperti halnya dengan Nge-Drug, Tawuran, Freesex, Party and Having Fun, dsb, ini merupakan kelompok perilaku remaja kita yang tidak baik.  Dari contoh ini kita akan bahas satu persatu apa saja yang dilakukan para remaja kita sehingga mereka lupa bahwa dengan melakukan hal-hal tersebut masa depan mereka melayang dengan sia-sia.

1.      Nge-Drug
Nge-Drug atau mengkonsumsi minuman keras, narkotika dan obat-obatan terlarang (NARKOBA) dikalangan remaja dan anak muda sekarang benar-benar mencapai taraf yang sangat mengkhawatirkan. Dengan “trend” tindak penyalahgunaan narkoba yang semakin meningkat dapat kita bayangkan berapa banyak anak-anak usia sekolah yang telah terjerumus dalam tindak penyalahgunaan narkoba sekarang ini? Tentu sangat mengerikan sekali untuk kita bayangkan!
Jenis-jenis obat terlarang dan narkotika yang telah akrab di telinga para remaja yang suka nge-drug, antara lain : Ecstasy (nama lainnya adalah : INEX, KANCING, EVA, ADAM, MDM, GOLONG-GOLONG), Sabu-sabu (nama lainnya adalah : Glass, Quartz, Hirropon, Ice Cream), Candu, Morfin, Codein, Canabis, dsb. Ini adalah  kelompok jenis obat-obatan terlarang dan narkotika yang setiap jenisnya mempunyai pengelompokkan yang sesuai dengan ciri-cirinya dan si pemakai juga memberikan istilah nama-nama trend dari jenis obat-obatan dan narkotika tersebut.
Hal yang kita inginkan bahwa seharusnya remaja yang suka nge-drug itu sadar, atau paling tidak ada yang memberikan penyadaran, bahwa nge-drug adalah tindakan yang bodoh dan sama saja dengan bunuh diri, karena apa yang dilakukan adalah prilaku yang sangat merugikan, baik secara jasmani maupun rohani. Dari segi jasmani, orang yang gemar mengkonsumsi narkoba akan mengalami gangguan kesehatan yang sangat serius, karena ketergantungannya yang luar biasa terhadap obat-obat terlarang ia harus bertahun-tahun masuk pusat rehabilitasi untuk menyembuhkan ketergantungannya terhadap obat-obatan tersebut, yang menyebabkan ia menderita penyakit jantung, dsb. Dari segi rohani, orang-orang yang gemar nge-drug, akan mudah sekali hilang kesadarannya dan mudah melakukan tindak kriminalitas yang sangat keji dan menjijikkan di luar dugaan.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa narkotika dan zat aditif bisa menutupi akal dan menghilangkan kesadaran bagi si pemakai. Pemakai narkotika yang sedang fly, ia akan merasakan adanya “sesuatu” yang masuk ke dalam tubuhnya, sehingga apa yang dilakukannnya sudah di luar kontrol dirinya.
Salah satu kasus kita lihat penyalahgunaan atau ketergantungan terhadap minuman keras dan narkoba di kalangan remaja dan pelajar, sebagian besar berawal dari “coba-coba”, selebihnya karena pola hidup (life style), biar dibilang gaul, modern, trendy, funky, dsb. Hal ini dikarenakan kecenderungan jiwa remaja yang sedang bergejolak, menyukai tantangan, ingin mencoba sesuatu yang baru dan berusaha mencari jati diri, memang sangat rentan terhadap berbagai pengaruh. Ia akan mudah mencoba “sesuatu yang baru” sebagai pengalaman hidup. Apalagi kalau dalam masa yang rentan ini, mereka mengalami masalah-masalah hidup yang sulit untuk dipecahkan, misalnya ditinggal kekasih, Broken Home, maka mereka akan cenderung mencari tempat pelarian yang dapat membuatnya “Happy”. Dari mulai coba-coba dan akhirnya ketagihan, ini merupakan pertanda dimulainya saat-saat kehancuran.
Dari uraian di atas, jelaslah bahwa narkoba adalah sumber bencana. Orang-orang yang telah terjebak didalamnya, dan tidak segera melepaskan diri dari cengkeramannya, maka ia akan kehilangan segala-galanya. Narkoba benar-benar telah membuat masa depan generasi muda yang kecanduan dengannya, melayang dan hilang percuma. Mereka akan menghadapi masa depan yang suram dan kelam, yang seharusnya para pelajar sehari-hari berkutat dengan buku pelajaran dan ilmu pengetahuan untuk bekal masa depan, kini justru sibuk dengan ganja, ekstasi, putaw, inex, sabu-sabu, dan sejenisnya.
Sebelum kalian terjerumus ke dalamnya maka ingatlah bahwa masa depan kalian ada di tangan kalian sendiri. Jangan sekali-kali terjebak dalam narkoba, kalau tidak ingin masa depan kalian melayang percuma! Oleh karena itu, peran orang tua sangat penting dalam membimbing anak-anaknya yang sedang dalam proses peralihan.
Hal ini semakin mempertegas bahwa memang kegiatan Taksonomi itu tidak luput dari kehidupan kita sehari-hari. Karena dalam masalah penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan narkotika pun terjadi, bukan hanya dari segi pengelompokkan, pencirian sampai pemberian nama trend obat-obatan saja tetapi dari segi jasmani dan rohani juga memiliki dampak yang sama yaitu memiliki kelompok penyakit-penyakit tertentu yang dialami oleh si pemakai sesuai dengan jenis obat apa yang di konsumsinya.

2.      Tawuran
Tawuran kini seolah-olah sudah menjadi rutinitas akhir pekan yang dilakukan oleh pelajar di kota-kota besar. Bahkan, kini fenomena tawuran antar pelajar juga sudah menjalar ke pelosok kota-kota kecil di Indonesia. Pada awalnya tawuran pelajar seringkali hanya dengan baku hantam atau saling lempar batu, tapi kini sudah menjurus pada tingkat yang sangat mengkhawatirkan, bahkan mengerikan kalau kita lihat pelajar yang terlibat tawuran kini mulai mempersenjatai dirinya dengan senjata tajam. Ini jelas bukan lagi sebuah tindak kenakalan remaja tapi jelas-jelas sebuah tindak kriminalitas.
Sebenarnya tawuran yang terjadi antar pelajar itu banyak disebabkan oleh sikap over acting, ingin perhatian, solidaritas salah kaprah, fanatisme sempit dan gelegak gejolak muda mereka yang mudah tersulut oleh amarah. Tawuran ini juga sedikit banyak dipengaruhi oleh sikap “gagah-gagahan” yang ditunjukkan oleh para remaja. Dari sisi usia, para remaja memang sedang mengalami masa transisi dari usia kanak-kanak menuju usia dewasa. Karenanya, setiap remaja cenderung ingin diperhatikan dan diakui eksistensinya.
Oleh karena itu, harus ditekankan kepada mereka bahwa orang yang kuat dan gagah itu bukan sekedar orang yang mempunyai kekuatan fisik hebat ataupun mampu memenangkan sebuah pertarungan fisik. Lebih dari itu, sesungguhnya orang yang kuat adalah orang yang mampu menguasai amarahnya.
Tidak selayaknya pelajar dan orang-orang yang bergelut dengan pendidikan mengandalkan otot. Sebaliknya, mereka harus lebih mengedepankan otak dan rasionalitas, karena tawuran adalah tindakan anarkisme yang mengedepankan otot daripada otak. Masa-masa sekolah dan remaja adalah masa untuk menempa diri untuk menjadi seseorang yang berguna di masa depan yang semuanya itu sangat bergantung kepada kemampuannya dalam mempergunakan masa sekolah dan remajanya untuk memberdayakan otak dan hati mereka. Para pelajar dan remaja yang lebih memilih tawuran sebagai “hoby” mereka, dibandingkan dengan memilih buku dan ilmu pengetahuan, maka mereka inilah orang-orang yang akan gagal pada masa mendatang. Sebaliknya, para pelajar dan remaja yang mampu memberdayakan otak dan hatinya untuk “melahap” semua ilmu pengetahuan dan berbagai keterampilan, serta mampu menghindarkan diri mereka dari terjerumus dalam aksi tawuran yang seolah sudah menjadi trend dunia remaja, maka mereka itulah yang akan menuai keberhasilan di masa depan.
Tawuran merupakan salah satu kelompok perilaku para pelajar yang tidak baik. Hal ini dipengaruhi karena adanya kelompok pelajar yang hobinya memang suka memperlihatkan eksistensinya sebagai pelajar yang hebat dan kuat. Ini merupakan salah satu ciri-ciri pelajar kita yang menganggap dirinya lebih hebat dan kuat dari orang lain. Padahal terkadang masalah yang menyebabkan terjadinya tawuran tersebut hanya sepele.

3.      Freesex
Melihat pergaulan para pelajar dan remaja sekarang ini, sungguh membuat kita mengerutkan dahi dan geleng-geleng kepala. Bukan karena kagum dan salut atas prestasi yang diraihnya, tapi justru prihatin, jijik, dan tidak habis pikir terhadap apa yang mereka lakukan. Apa yang harus kita katakan ketika kita mendapati para pelajar kita dengan beraninya berbuat asusila bahkan merekam adegan mesum mereka di dalam ponsel kamera mereka lalu disebarkan melalui internet. Sungguh bibir kita seolah terkunci dan tidak bisa berkata apa-apa. Kita hanya bisa prihatin dan mengelus dada. Sudah demikian bobroknya-kah akhlak pelajar-pelajar kita? Pola hidup “freesex” benar-benar telah menjadi pilihan hidup sebagian dari mereka.
Pola hidup pergaulan bebas dan freesex yang kini mulai mewabah di tengah-tengah kehidupan masyarakat kita adalah pertanda bahwa masyarakat kita telah mengalami krisis moral dan spiritual, juga telah kehilangan identitas ketimurannya. Sebenarnya pola hidup seperti ini sedikit banyaknya juga dipengaruhi oleh pornografi dan pornoaksi yang kini sedang “inn” di tengah-tengah masyakarat kita. Lihat saja internet, reklame, komik, majalah, tabloid dan kalender. Gambar-gambar yang mereka tampilkan seringkali mengedepankan unsur-unsur pornografi untuk menarik perhatian konsumen dan masih banyak contoh-contoh lain yang bisa kita lihat di sekitar kita. Lebih dari itu, disadari atau tidak, dengan berpola hidup pergaulan bebas dan freesex, sebenarnya masyarakat kita telah mempersiapkan diri untuk menerima azab dari Allah.
Oleh karena itu sebagai pendidik terutama bagi orang tua, para remaja kita harus diajarkan bahwa seks adalah hubungan suci yang mempunyai keterkaitan dengan moral. Orang yang sering melakukan seks bebas (freesex), maka ia bisa dikatakan sebagai orang yang tidak mempunyai kesempurnaan moral atau bahkan bisa dikatakan tidak bermoral. Dari sisi sosial, orang yang berpola hidup freesex akan dianggap hina dan nista serta dikucilkan oleh masyarakat. Sementara dari sisi agama, pola hidup freesex adalah pola hidup yang sangat dikecam dan dikutuk oleh agama. Islam memandang bahwa seks adalah hubungan suci yang baru boleh dilakukan oleh pasangan suami istri yang sudah sah. Maka dari itu berhati-hatilah wahai para remaja. Peliharalah kesucianmu dan kehormatanmu hanya untuk pasanganmu yang sah.
Salah satu kelompok perilaku remaja kita yang sangat memalukan adalah seks bebas (freesex). Perilaku ini berkaitan dengan harga diri, bukan hanya menghancurkan diri sendiri tetapi juga menghancurkan nama baik keluarga.   

4.      Party and Having Fun
Akhir-akhir ini ada fenomena memprihatinkan yang mulai menjangkiti sebagian remaja kita, yaitu kegemaran mereka untuk mengadakan pesta-pesta (party) dan kecenderungan sebagian dari mereka mempunyai pola hidup mengejar kesenangan semata-mata (having fun; yang penting bersenang-senang). Pola hidup party and having fun seperti ini merupakan suatu perilaku yang sangat tidak terpuji, karena keduanya merupakan pola hidup berlebihan. Dalam Islam dengan tegas melarang segala bentuk perbuatan yang berlebihan dan melampaui batas, karena hal itu pasti akan melabrak nilai dan rambu-rambu moral, sosial dan agama. Pola hidup berlebihan juga akan menyebabkan terganggu dan terampasnya hak atau kebebasan orang lain.
Perlu kita sadari bahwa hidup ini sebenarnya tidak sesederhana yang dipikirkan oleh para penggila party dan penganut prinsip having fun. Hidup ini adalah satu siklus kehidupan yang akan berkaitan erat dengan siklus kehidupan yang lain. Apa yang kita perbuat dalam siklus kehidupan dunia ini akan menentukan siklus kehidupan berikutnya (akhirat). Hidup di dunia ini hanyalah sekejap. Alangkah meruginya jika kita tidak mampu menjadikan hidup yang sekejap itu lebih berarti.

Dari beberapa contoh yang telah dipaparkan di atas mengenai perilaku para pelajar dan remaja kita saat ini tentunya itu semua menjadi pengalaman dan pelajaran bagi kita sebagai pendidik terutama orang tua, agar kita sama-sama membimbing dan menuntun mereka ke arah yang lebih baik dan nantinya akan bermanfaat bagi mereka. Dan dari uraian tersebut juga dapat kita lihat jelas pengelompokkan masig-masing perilaku, kemudian setiap kelompok memiliki ciri masing-masing bahkan pemberian nama dari setiap perilaku tersebut juga berbeda. Hal inilah yang dimaksud bahwa kegiatan apapun yang kita lakukan dan kita lihat di sekitar kita tidak luput dari taksonomi yaitu mengelompokkan, mencirikan dan memberi nama.


CINTA REMAJA
Masa remaja adalah masa yang paling indah. Yaitu sebuah fase di mana remaja asik dengan dunianya. Secara fisik dan mental, remaja mengalami perubahan. Dia sudah mulai tertarik pada lawan jenisnya. Hormon-hormon kewanitaan atau kelelakiannya mulai menonjol, sehingga ada sesuatu yang berbeda dalam dirinya. Seorang wanita mulai belajar memakai bra, mencari pembalut yang enak dan nyaman, dst. Seorang lelaki mulai mengalami mimpi basah, sering melamun, dsb. Ini merupakan satu perhatian besar juga bagi pendidik terutama orang tua untuk memantau perkembangan para remaja kita yang sedang mencari jati dirinya, seperti ingin cinta dan dicintai, ingin diperhatikan, ingin perhatian, ingin kasih sayang, dan lain sebagainya. Hal ini di sebut “cinta remaja” yang tumbuh di saat dia sudah mengenal lawan jenisnya, masalah cinta sampai sekarang belum terpecahkan, padahal cinta sebenarnya adalah anugerah Tuhan, yang kita ketahui bahwa semua orang punya cinta, tetapi tidak sama cara mengungkapkannya. Ada yang mengungkapkan rasa cinta dengan sekuntum bunga, ada yang mengungkapkannya dengan ciuman, ada yang mengungkapkannya dengan pemberian barang, ada juga yang mengungkapkannya dengan kata-kata yang tersusun indah bagai karya pujangga. Dan bahkan ada yang sangat ekstrim yaitu dengan melakukan hubungan badan. Gara-gara cinta orang bisa mabuk kepayang, gara-gara cinta orang bisa menjadi sastrawan. Karena cinta, orang yang sakit bisa sembuh; karena cinta, orang yang malas menjadi giat; karena cinta, yang berat menjadi ringan. Karena putus cinta, orang bisa nekat bunuh diri. Inilah salah satu contoh kalau kita melakukan sesuatu atas nama cinta atau orang sering dikatakan “cinta buta”.
Dengan kata lain, bukan berarti para pelajar atau remaja kita tidak boleh mencintai dan dicintai, tapi jadikanlah cinta sebagai cambuk untuk mencapai prestasi. Karena cinta itu tidak selamanya merusak, asalkan kita bisa menempatkan sesuatu pada tempatnya. Dengan cinta seperti ini, maka apa saja yang menjadi obsesi dan cinta-cita kita, dobraklah ia dengan cinta dan jalanilah ia dengan cinta. Siapa yang ingin berprestasi, paculah prestasi yang ingin dicapai dengan semangat cinta.
Ada beberapa hal yang harus diasah oleh remaja kita yaitu mengenai “empat olah”, supaya menjadi remaja yang kamil, yang mempunyai nilai plus.
1.      Jadilah remaja yang beriman dan berakhlak dengan “Olah Hati”
Kita tahu bahwa setiap manusia mempunyai hati adalah benar. Tetapi tidak semua hati manusia itu bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Banyak manusia yang tertutup dan buta mata hatinya. Hati adalah tempat mengendapnya berbagai benih hasrat kehidupan. Ada benih kebajikan dan ada benih keburukan. Mulanya hati adalah bening dan jernih, tetapi karena manusia menurutkan hawa nafsu, maka lambat laun hati mulai berubah warna, karena hawa nafsu adalah kotoran yang membuat hitam dan pekat hati, dan lama-lama akan mengendap di saa, maka jadilah hati itu tertutup. Manakala, hati sudah tertutup, tidak ada lagi gerakan tubuh kecuali keburukan, karena hati yang tertutup tidak bisa lagi diingatkan dan dinasehati lagi oleh siapa pun.
Oleh karena itu, hati harus senantiasa kita jaga. Isilah hati denga agama, penuhilah dengan keimanan, pelihara hati dengan ketaqwaan. Jangan beri ruang kosong untuk hawa nafsu.
2.      Jadilah remaja yang cerdas dan berprestasi dengan “Olah Pikir”
Dalam sebuah hadist menyebutkan : “Berpikir sejenak lebih baik daripada ibadah seribu rakaat”. Maksudnya ibadah yang tidak dihayati dan tidak diimplementasikan dalam kehidupan nyata, nilainya tidak seberapa dibandingkan dengan berpikir yang menghasilkan solusi. Cara berpikir otak adalah seagai berikut :
a.       Berpikir Seri, yaitu berpikir yang berguna untuk menyelesaikan persoalan rasional atau tugas-tugas yang sudah ada. Pemikiran ini berorientasi pada tujuan, bersifat “how to” untuk apa.
b.      Berpikir Asosiatif, yaitu pikiran yang berguna untuk mengenai lingkungan. Cara berpikir ini menggunakan hati dan tubuh. Ia merupakan jenis kecerdasan yang digunakan untuk menghasilkan efek-efek luar biasa bagi manusia. Dengan mengasah secara terus menerus akan menghasilkan kepandaian, apalagi yang memiliki bakat. Berpikir seperti ini lebih dikenal sebagai Kecerdasan Emosional (EQ).
c.       Berpikir Unitif, yaitu pikiran secara menyeluruh yang berguna untuk mengendalikan dan memberikan makna dalam setiap aktivitas. Berpikir seperti ini dikenal sebagai Kecerdasan Spiritual (SQ).
Oleh karena itu, ketahuilah bahwa kita adalah produk dari pikiran-pikiran kita, artinya kita mau menjadi apa tergantung pikiran kita.
3.      Jadilah remaja yang tanggap dan peduli dengan “Olah Rasa”
Para leluhur bangsa kita berpesan kepada generasi muda, agar setiap diri mempunyai “rasa” yang tinggi, yang tertuang dalam “tribrata” (tiga sikap kesatria), yaitu :
a.       Handarbeni, artinya ikut merasa memiliki.
b.      Hangrungkebi, artinya membela dan mempertahankan.
c.       Mulat Sariro Angroso Wani, artinya mau introspeksi diri, tahu diri dan tidak takut dikritik.
Dari ketiga sikap di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa kepekaan sangat diperlukan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Remaja harus mempunyai kepekaan terhadap lingkungan, harus tanggap dengan situasi, harus mempunyai kepedulian. Maka dari itu, orang yang punya kepekaan dan pandai mengolah rasa akan mudah bergaul dan diterima oleh masyarakat.
4.      Jadilah remaja yang sehat dan kuat dengan “Olah Raga”
Sehat adalah nikmat yang terlalu mahal harganya. Tetapi tidak semua orang tahu nilainya, sebelum dia jatuh sakit. Sehat adalah modal utama dalam hidup. Karena kesehatan akan sangat menentukan perjalanan ke depan. Bagaimana kita bisa berpikir jernih kalau badan sakit, bagaimana bisa makan enak kalau badan sakit. Untuk menjadi sehat dan kuat, ada beberapa faktor yang mempengaruhinya yaitu faktor makanan, faktor lingkungan dan faktor psikis. Jika ketiga faktor ini sudah bisa diatasi, maka satu lagi yang harus kita lakukan yaitu berolah raga untuk menjaga kesehatan.
Sahabat pembaca, ketahuilah bahwa keempat “olah” tersebut merupakan kecerdasan yang harus dikembangkan secara bersama-sama, tidak boleh dijalankan secara terpisah. Karena satu dengan yang lainnya sangat berkaitan. “Olah hati” akan menimbulkan kecerdasan spiritual yang diaktualisasikan melalui perbuatan, perwujudannya dalam bentuk pikir, rasa dan raga. Maka selain pendidikan hati, juga perlu pendidikan pikir, pendidikan rasa, dan pendidikan raga. Dari ketiga pendidikan tersebut akan menghasilkan kecerdasan-kecerdasan yang timbul dari hati dan diri kita.
Sahabat pembaca, untuk menjadi remaja yang sukses dan selamat dalam kehidupan ini. Maka jadilah remaja yang bisa menggambarkan masa depan (mempunyai visi). Jadilah remaja yang suka membaca, karena membaca adalah kunci ilmu pengetahuan dan buku adalah jendela dunia. Jadilah remaja yang rajin berdoa, karena berdoa adalah kunci keselamatan. Jadilah remaja yang mendapat restu kedua orang tua,  karena Ridha Allah tergantung ridha orang tua, dan murka Allah tergantung murka keduanya. Doa orang tua adalah pembuka tabir kegelapan, menyingkirkan hambatan dan rintangan, sehingga kita mudah meraih cita-cita. Maka kemana pun kita melangkah dan apapun yang kita cita-citakan, mintalah doa dan restu dari orang tua kita.
Uraian diatas menunjukkan bahwa ternyata banyak hal-hal baik yang harus dilakukan oleh para pelajar dan remaja kita. Ini merupakan kelompok perilaku remaja yang kamil dan mempunyai nilai plus, dan sama sekali memiliki ciri-ciri yang jauh berbeda dari perilaku yang negatif yang sebelumnya telah dibahas. Kalau kita lihat kelompok perilakunya saja berbeda yaitu perilaku negatif seperti nge-drug, tawuran, seks bebas (freesex), dan Party and Having Fun, dan perilaku positif seperti menjadi remaja yang kamil dan mempunyai nilai plus. Bukan hanya kelompok perilakunya saja yang berbeda tetapi ciri-ciri orangnya juga berbeda yang dapat dilihat dari uraian diatas dan bahkan dalam pemberian nama juga berbeda. Kalau kelompok perilaku negatif istilah namanya lebih keren sesuai dengan trendnya, sedangkan kelompok perilaku yang positif istilah nama tidak begitu keren tetapi memiliki makna yang lebih berarti.
Dari semua kejadian yang terjadi pada para pelajar dan remaja kita ini mudah-mudahan timbul rasa kesadaran, dan bangkit kepedulian para pedidik terutama orang tua untuk lebih memperhatikan buah hatinya untuk melangkah dan mengarahkan mereka ke ha-hal yang lebih baik untuk masa depannya. Dan dari kejadian-kejadian ini pula kita dapat mengelompokkan apa saja yang harus para pelajar dan remaja kita lakuan dan apa saja yang tidak boleh mereka lakukan. Para pelajar dan remaja kita juga memiliki ciri-ciri perilaku yang berbeda sesuai dengan faktor lingkungan yang ada disekitarnya baik di lingkungan rumah maupun sekolah. Hal ini semua tergantung bagaimana mereka beradaptasi terhadap lingkungan, dan dengan adanya perubahan perilaku yang diakibatkan oleh adaptasi tersebut maka sebagai pendidik dan orang tua harus selalu memperhatikan perubahan-perubahan tersebut dan mengarahkan mereka ke arah yang lebih baik.
Ingatlah satu hal wahai sahabatku para remaja, bahwa masa depanmu ada di tanganmu. Maka jangan kau hancurkan dirimu dan masa depanmu dengan melakukan perbuatan yang bisa merusak itu semua.


 





0 comments:

Post a Comment