BAGAIMANA membedakan jenis jamur yang dapat dimakan dan
tidak membahayakan, dengan jenis lain yang membahayakan atau beracun?
BAGAIMANA membedakan jenis jamur
yang dapat dimakan dan tidak membahayakan, dengan jenis lain yang membahayakan
atau beracun? Terus terang jika hanya berdasarkan kepada bentuk, sifat, dan
keadaannya, sangat sukar untuk membedakan jenis jamur beracun (membahayakan)
dan tidak. Walau begitu, ada beberapa ketentuan yang sejauh ini dapat dijadikan
pegangan untuk menentukan jenis jamur beracun dan tidak, dengan catatan
ketentuan ini tidak dapat dijadikan pegangan yang 100% benar.
Beberapa ketentuan yang dapat dijadikan dasar pegangan
dimaksud antara lain adalah tanda-tanda umum jamur beracun:
a. Jenis
jamur beracun pada umumnya memunyai warna yang mencolok semisal merah-darah,
hitam-legam, biru-tua ataupun warna-warna lainnya. Walaupun ada pula jenis
jamur beracun yang memunyai warna terang (kuning muda) atau putih, dan jamur
yang dapat dimakan berwarna gelap, semacam warna cokelat-tua.
b. Jenis
jamur beracun dapat menghasilkan bau yang menusuk hidung, seperti bau telur
busuk ataupun bau amoniak.
c. Jenis
jamur beracun memunyai cincin atau cawan. Walaupun ada yang sebaliknya, seperti
jamur-merang memunyai cawan dan jamur kompos memunyai cincin, tetapi tidak
termasuk jamur beracun.
d. Jenis
jamur beracun umumnya tumbuh pada tempat yang kotor, tempat pembuangan sampah,
kotoran kandang, dan sebagainya. Walaupun untuk penanaman dan pemeliharaan
jamur kompos justru dipakai kotoran kandang/kotoran kuda.
e. Kalau
jenis jamur beracun dikerat pisau yang terbuat dari perak, atau dikerat pisau
biasa kemudian benda perak didekatkan kepada keratan tadi, maka pada benda
perak terbentuk warna hitam atau biru. Hal itu menandakan jamur tersebut
beracun.
f.
Jenis jamur beracun cepat sekali berubah warna,
misalnya dari warna putih ke warna gelap kalau dimasak atau dipanaskan.
g. Ada
kebiasaan yang turun-temurun di antara petani di desa untuk menentukan apakah
jamur beracun atau tidak, dengan jalan memepeskan bersama nasi putih. Kalau
kemudian warna nasi berubah menjadi warna gelap, menandakan jamur itu termasuk
jenis jamur beracun.
h. Di
banyak negara Eropa dan Amerika, banyak pemburu jamur yang sengaja membawa babi
terlatih untuk membedakan jenis jamur beracun dan tidak. Cara lain yang
dianjurkan kalau menemukan jenis jamur dan ingin mengetahui apakah termasuk
jenis beracun atau tidak, adalah dengan menanyakan kepada penduduk setempat.
Karena biasanya penduduk setempat sedikit banyak akan mengetahuinya, atau dapat
memberikan penjelasannya.
Keracunan karena jamur
a. Keracunan
akibat mengonsumsi jamur memunyai beberapa gejala. Keracunan karena muskarin,
maka setelah 5-10 menit, si pemakan akan mengeluarkan air mata, peluh atau
ludah, kemudian diikuti dengan penyempitan pupil mata. Gejala lebih lanjutnya
berupa sesak nafas, buang air, pusing, lemah kolaps dan koma, dan diikuti oleh
kejang-kejang dan akhirnya meninggal.
b. Keracunan karena racun lainnya, yaitu setelah
4-6 jam mengonsumsi, si pemakan akan menjadi haus, sakit perut yang hebat,
muntah-muntah dan banyak mengeluarkan berak encer (muntaber). Lama-kelamaan
akan menjadi shock dan akhirnya dapat menimbulkan kematian.
Cara menghindari
Tentunya dengan adanya gejala di
atas setelah makan jamur, paling aman meminta bantuan yang berwenang, dokter
atau paramedis yang ditunjuk. Karena dokter lalu akan melakukan usaha
simtomatik atau suportif, dengan memberikan thiosulfas natrikus. Untuk
penderita yang shock dapat pula diberikan larutan garam fisiologis (0,85%
NaCl), sedang untuk penderita yang gawat dapat juga diberikan suntikan 0,25 mg
antropin secara intra-muskular atau kalau mungkin per-oral.
Sering pula digunakan obat
penawar yang sifatnya universal yang terdiri dari dua bagian arang kayu (dapat
diganti dengan bakaran roti atau beras sampai hangus), satu bagian garam
inggris, dua bagian asam tannin (dapat pula diganti dengan teh-keras/kental).
Satu sendok campuran di atas kemudian diseduh di dalam satu gelas air masak, dan
diminum
0 comments:
Post a Comment