Lichenes merupakan lumut kerak yang mungkin belum
banyak diketahui oleh sebagian orang. Tapi, sesungguhnya ia berbeda dari
lumut. Lichenes (lumut kerak) merupakan gabungan dua tanaman yang hidup
bersama, yaitu antara fungi (jamur) dan yang berwarna hijau disebut ganggang
(alga) sehingga secara morfologi dan fisiologi merupakan satu kesatuan. Ganggang membuat makanan untuk jamur. Sebab, warna hijau
yang dimilikinya memungkinkan ganggang melakukan proses fotosintesis, memasak
makanan. Sementara itu, tugas jamur adalah memberi perlindungan terhadap
kekeringan. Lichenes adalah tanaman
yang hebat. Berbeda dari lumut biasa yang tumbuh di tempat yang lembab,
lichenes bisa tumbuh di tempat-tempat yang sulit, tempat yang sangat dingin dan
kering. Lichenes ini hidup secara epifit pada pohon-pohonan, tetapi
dapat juga hidup di atas tanah, terutama di daerah sekitar kutub utara, di atas batu cadas, di tepi pantai dan juga di
gunung-gunung yang tinggi.
Tumbuhan ini tergolong tumbuhan perintis yang ikut
berperan dalam pembentukan tanah. Tumbuhan ini bersifat endolitik karena dapat
masuk pada bagian pinggir batu. Bukan hanya tumbuh di
batu, lumut ini menjadikan batu itu lapuk. Lichenes ini menghasilkan asam, dan kemudian asam itu melubangi
batu dan lama kelaman memecahnya. Begitu batu menjadi tanah, tanaman lain pun
bisa tumbuh di sana. Itulah sebabnya lumut kerak disebut juga tumbuhan
perintis. Lumut kerak ini bahkan bisa tumbuh di tengkorak binatang yang mati.
Dalam hidupnya lichenes tidak memerlukan syarat hidup yang tinggi dan tahan
terhadap kekurangan air dalam jangka waktu yang lama. Lichenes tumbuh sangat lambat dan umurnya
pun panjang. Lichenes yang
hidup pada batuan dapat menjadi kering karena teriknya matahari, tetapi
tumbuhan ini tidak mati, dan jika turun hujan bisa hidup kembali. Pertumbuhan
talusnya sangat lambat, dalam 1 tahun jarang lebih dari 1 cm. Tubuh buah baru
terbentuk setelah mengadakan pertumbuhan vegetatif bertahun-tahun. Satu hal yang tak disukai oleh tumbuhan ini adalah udara
dan air yang beracun. Itulah sebabnya kita tidak akan bisa menjumpai tumbuhan
ini tumbuh dekat pabrik-pabrik. Karena sifatnya yang peka ini Lichenes sering dipakai sebagai penunjuk
adanya pencemaran udara di suatu daerah.
Alga yang ikut menyusun tubuh lichenes disebut
gonidium, dapat bersel tunggal atau berupa koloni. Kebanyakan gonidium
adalah ganggang biru (Cyanophyceae) antara lain Chroococcus dan Nostoc,
kadang-kadang juga ganggang hijau (Chlorophyceae) misalnya Cystococcus
dan Trentepohlia. Kebanyakan cendawan penyusun Lichenes tergolong ke
dalam Ascomycetes terutama Discomycetales, hanya kadang-kadang Pyrenomycetales.
Mungkin juga Basidiomycetes mengambil bagian dalam pembentukan Lichenes, kebayakan cendawan-cendawan
tertentu bersimbiaosis dengan ganggang tertentu pula. Untuk memelihara lichenes
pad medium buatan dijumpai banyak kesukaran. Tetapi jika cendawan dan ganggang
dipisahkan, masing-masing dapat dipelihara dengan mudah pada medium buatan.
Dalam kultur murni cendawan baru memperlihatkan susunan morfologi menurut
jenisnya, tetapi bentuk talus seperti lichenes baru terjadi, jika bertemu
dengan jenis ganggang yang tepat. Lain ganggang akan menghasilkan lain
lichenes. Jadi bentuk lichenes bergantung pada macam cara hidup bersama
antara kedua macam organisme yang menyusunnya. Dengan kata lain alga dan jamur
bersimbiosis membentuk lichenes baru jika bertemu dengan jenis yang tepat.
Acharius (1679-1737) menyatakan pendapatnya
mengenai pengelompokan atau klasifikasi lichenes dalam dunia tumbuhan.
Sedangkan Micheli (1757-1819) berpendapat bahwa lichenes dimasukkan ke dalam kelompok yang tidak terpisah dari
jamur, tapi kebanyakan ahli sepakat bahwa Lichenes
perlu dipisahkan dari fungi atau menjadi golongan tersendiri. Alasan dari
pendapat yang kedua ini adalah karena jamur yang membangun tubuh Lichenes tidak akan membentuk tubuh lichenes tanpa alga.
Hal lain didukung karena adanya zat-zat hasil
metabolisme yang tidak ditemui pada alga dan jamur yang hidup terpisah. Pada
penampang melintang talus Lichenes
tampak hifa cendawan seringkali membalut sel-sel ganggang, bahkan ada yang
memasukkan haustorium ke dalam sel-sel ganggang. Ganggang tetap hidup, tetapi tidak
dapat membiak dengan sel-sel lembaganya sendiri. Kebanyakan Lichenes berkembang biak vegetatif,
karena bila sebagian talus terpisah, lalu tumbuh merupakan individu baru. Pada
beberapa jenis lichenes, pembiakan
berlangsung dengan perantaraan soredium, yaitu kelompok kecil sel-sel ganggang
yang sedang membelah dan diselubungi benang-benang miselium menjadi suatu badan
yang dapat terlepas dari induknya. Lichenes
menghasilkan lebih dari 500 senyawa biokimia yang unik untuk dapat beradaptasi
pada habitat yang ekstrim. Senyawa tersebut berguna untuk mengontrol sinar
terik matahari, mengusir/menolak (repellen)
herbivora, membunuh mikroba dan mengurangi kompetisi dengan tumbuhan.
Diantaranya berbagai jenis pigmen dan antibiotik yang juga membuat Lichenes ini sangat berguna bagi manusia
pada masyarakat tradisional.
0 comments:
Post a Comment