This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Wednesday, April 25, 2012

TANAMAN SUKUN UNTUK KESEHATAN JANTUNG DAN GINJAL KITA


Tanaman sukun yang biasa kita kenal buahnya sebagai makanan yang enak digoreng ternyata daunnya mempunyai fungsi yang sangat penting untuk kesehatan kita. Daun tanaman ini sangat potensial untuk mencegah penyakit jantung pada manusia.
Sudah sejak jaman dulu daun tanaman sukun telah dimanfaatkan secara tradisional untuk mengobati liver, ginjal, jantung dan inflamasi. Bahkan di negeri tetangga Taiwan, akar dan batang tanaman sukun telah banyak digunakan untuk mengobati penyakit sirosis (kangker hati)

Daun tanaman tersebut mengandung beberapa zat berkhasiat seperti asam hidrosianat, asetilcolin, tanin, riboflavin, dan sebagainya. Zat-zat ini menurut penelitian mampu mengatasi peradangan dalam tubuh kita.

Sukun memiliki flavonoid yang khas, uji khasiat terhadap ekstrak daun sukun menunjukkan efek penurunan kadar kolesterol darah dan akumulasi lemak pada dinding pembuluh darah aorta pada mencit di laboratorium. Studi in vitro juga menyimpulkan, ekstrak daun sukun efektif melindungi jantung dari serangan iskemik akut.

Uji toksisitas menunjukkan tidak ditemukannya efek samping toksik pada hewan uji, tidak memengaruhi fungsi jantung, ginjal dan hati, maupun profil hematologi.


MENGOBATI GINJAL:
  • Siapkan tiga lembar daun yang berwarna hijau tua, namun masih menempel di dahan. Kemudian cuci bersih pada air mengalir. Selanjutnya dirajang lalu jemur sampai kering. Siapkan pula wadah lalu isi dengan air bersih dua liter. Usahakan wadah tersebut terbuat dari gerabah tanah liat, tapi jika tak ada bisa juga memakai panci stainless steel. Masukkan dedaunan kering itu lalu dimasak sampai mendidih, sisakan air tersebut sampai volumenya tinggal separuh.Selanjutnya, tambahkan air bersih satu liter, dan didihkan lagi sampai separuh. Kemudian saringlah rebusan daun sukun itu. Warna airnya merah, mirip teh. Rasanya agak pahit. Silakan diminum sampai habis, tak boleh disisakan untuk kesesokan harinya. Demikian seterusnya.
  • Agar tidak repot bolak-balik mengambil tiga lembar daun, sebaiknya sediakan rajangan daun sukun kering untuk seminggu. Caranya, siapkan lembar daun hijau tua sebanyak 3 x 7 = 21 lembar. Proses selanjutnya persis seperti cara di atas, sehingga kita punya sejumlah rajangan daun sukun kering, tapi dibagi-bagi menjadi tujuh bungkus.

MENGOBATI JANTUNG:
  • Cara 1: Ambillah satu lembar daun sukun tua yang masih menempel di pohon. Daun sukun tua mempunyai kadar zat kimia maksimal. Cucilah sampai bersih lalu dijemur hingga kering. Kemudian rebus sampai mendidih dengan lima gelas air dan sisakan sampai tinggal separuh. Tambahkan air lagi hingga mencapai volume lima gelas. Setelah disaring, rebusan air itu siap diminum dan harus habis tak bisa disisakan untuk esok hari. Untuk hasil yang lebih baik daun sukun tersebut bisa ditambahkan bangle (bengle).
  • Cara 2: Campuran segenggam daun sukun yang telah dikeringkan dan bangle diseduh dengan air panas, seperti halnya membuat teh. Diminum setiap hari sebagai pengganti teh.
  • Sumber : (pertanian)

Pengenalan Lichenes.


Lichenes merupakan lumut kerak yang mungkin belum banyak diketahui oleh sebagian orang. Tapi, sesungguhnya ia berbeda dari lumut. Lichenes (lumut kerak) merupakan gabungan dua tanaman yang hidup bersama, yaitu antara fungi (jamur) dan yang berwarna hijau disebut ganggang (alga) sehingga secara morfologi dan fisiologi merupakan satu kesatuan. Ganggang membuat makanan untuk jamur. Sebab, warna hijau yang dimilikinya memungkinkan ganggang melakukan proses fotosintesis, memasak makanan. Sementara itu, tugas jamur adalah memberi perlindungan terhadap kekeringan. Lichenes adalah tanaman yang hebat. Berbeda dari lumut biasa yang tumbuh di tempat yang lembab, lichenes bisa tumbuh di tempat-tempat yang sulit, tempat yang sangat dingin dan kering. Lichenes ini hidup secara epifit pada pohon-pohonan, tetapi dapat juga hidup di atas tanah, terutama di daerah sekitar kutub utara, di atas batu cadas, di tepi pantai dan juga di gunung-gunung yang tinggi.
Tumbuhan ini tergolong tumbuhan perintis yang ikut berperan dalam pembentukan tanah. Tumbuhan ini bersifat endolitik karena dapat masuk pada bagian pinggir batu. Bukan hanya tumbuh di batu, lumut ini menjadikan batu itu lapuk. Lichenes ini menghasilkan asam, dan kemudian asam itu melubangi batu dan lama kelaman memecahnya. Begitu batu menjadi tanah, tanaman lain pun bisa tumbuh di sana. Itulah sebabnya lumut kerak disebut juga tumbuhan perintis. Lumut kerak ini bahkan bisa tumbuh di tengkorak binatang yang mati. Dalam hidupnya lichenes tidak memerlukan syarat hidup yang tinggi dan tahan terhadap kekurangan air dalam jangka waktu yang lama. Lichenes tumbuh sangat lambat dan umurnya pun panjang. Lichenes yang hidup pada batuan dapat menjadi kering karena teriknya matahari, tetapi tumbuhan ini tidak mati, dan jika turun hujan bisa hidup kembali. Pertumbuhan talusnya sangat lambat, dalam 1 tahun jarang lebih dari 1 cm. Tubuh buah baru terbentuk setelah mengadakan pertumbuhan vegetatif bertahun-tahun. Satu hal yang tak disukai oleh tumbuhan ini adalah udara dan air yang beracun. Itulah sebabnya kita tidak akan bisa menjumpai tumbuhan ini tumbuh dekat pabrik-pabrik. Karena sifatnya yang peka ini Lichenes sering dipakai sebagai penunjuk adanya pencemaran udara di suatu daerah.
Alga yang ikut menyusun tubuh lichenes disebut gonidium, dapat bersel tunggal atau berupa koloni. Kebanyakan gonidium adalah ganggang biru (Cyanophyceae) antara lain Chroococcus dan Nostoc, kadang-kadang juga ganggang hijau (Chlorophyceae) misalnya Cystococcus dan Trentepohlia. Kebanyakan cendawan penyusun Lichenes tergolong ke dalam Ascomycetes terutama Discomycetales, hanya kadang-kadang Pyrenomycetales. Mungkin juga Basidiomycetes mengambil bagian dalam pembentukan Lichenes, kebayakan cendawan-cendawan tertentu bersimbiaosis dengan ganggang tertentu pula. Untuk memelihara lichenes pad medium buatan dijumpai banyak kesukaran. Tetapi jika cendawan dan ganggang dipisahkan, masing-masing dapat dipelihara dengan mudah pada medium buatan. Dalam kultur murni cendawan baru memperlihatkan susunan morfologi menurut jenisnya, tetapi bentuk talus seperti lichenes baru terjadi, jika bertemu dengan jenis ganggang yang tepat. Lain ganggang akan menghasilkan lain lichenes. Jadi bentuk lichenes bergantung pada macam cara hidup bersama antara kedua macam organisme yang menyusunnya. Dengan kata lain alga dan jamur bersimbiosis membentuk lichenes baru jika bertemu dengan jenis yang tepat.
Acharius (1679-1737) menyatakan pendapatnya mengenai pengelompokan atau klasifikasi lichenes dalam dunia tumbuhan. Sedangkan Micheli (1757-1819) berpendapat bahwa lichenes dimasukkan ke dalam kelompok yang tidak terpisah dari jamur, tapi kebanyakan ahli sepakat bahwa Lichenes perlu dipisahkan dari fungi atau menjadi golongan tersendiri. Alasan dari pendapat yang kedua ini adalah karena jamur yang membangun tubuh Lichenes tidak akan membentuk tubuh lichenes tanpa alga.
Hal lain didukung karena adanya zat-zat hasil metabolisme yang tidak ditemui pada alga dan jamur yang hidup terpisah. Pada penampang melintang talus Lichenes tampak hifa cendawan seringkali membalut sel-sel ganggang, bahkan ada yang memasukkan haustorium ke dalam sel-sel ganggang. Ganggang tetap hidup, tetapi tidak dapat membiak dengan sel-sel lembaganya sendiri. Kebanyakan Lichenes berkembang biak vegetatif, karena bila sebagian talus terpisah, lalu tumbuh merupakan individu baru. Pada beberapa jenis lichenes, pembiakan berlangsung dengan perantaraan soredium, yaitu kelompok kecil sel-sel ganggang yang sedang membelah dan diselubungi benang-benang miselium menjadi suatu badan yang dapat terlepas dari induknya. Lichenes menghasilkan lebih dari 500 senyawa biokimia yang unik untuk dapat beradaptasi pada habitat yang ekstrim. Senyawa tersebut berguna untuk mengontrol sinar terik matahari, mengusir/menolak (repellen) herbivora, membunuh mikroba dan mengurangi kompetisi dengan tumbuhan. Diantaranya berbagai jenis pigmen dan antibiotik yang juga membuat Lichenes ini sangat berguna bagi manusia pada masyarakat tradisional.

Monday, April 9, 2012

TINGGI RAJA

Kabupaten Simalungun merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Sumatera utara terletak di bagian timur p,secara geografis simalungun terletak pada 02036’05’’-03018’14’’ LU dan 98032’03’’-99035’03’’Bt Dengan luas wilayah 4.386,60 Km2 atau 6,12% dari Luas wilayah Propinsi Sumatera Utara, kabupaten Simalungun memiliki 30 kecamatan termasuk 9 kecamatan merupakan pemekaran dengan 17 kelurahan dan 294 desa/Nagori. Kabupaten Simalungun dengan luas 4.386,60 Km2 memiliki topografi yang bevariasi. Dataran tinggi terletak dibagian barat daya,barat dan barat laut.dataran rendah terletak pada bagian Utara.timur dan tenggara dengan kemiringan lereng 0 – 40% serta ketinggian 20 – 1400 meter di atas permukaan laut kondisi fisik suatu wilayah mutlak diperlukan untuk mengetahui potensi sumber daya alam yang terkandung pada wilayah tersebut Salah satu potensi sumber daya alam tersebut adalah sektor kepariwisataan, ini merupakan salah sektor yang mendukung dalam pembangunan daerah. kepariwisataan yang matang dan mantap bersifat sustainable atau berkelanjutan Kecamatan Silau Kahean sebagai salah satu kecamatan di Kabupaten Simalungun, memiliki salah satu potensi kepariwisataan berupa cagar alam dan sumber air panas yaitu cagar alam Tinggi raja. 
Daerah ini merupakan cagar alam yang di lindungi pemerintah kabupaten simalungun Tinggi raja sebagai sebuah cagar alam, memang memiliki panorama hutan alam yang lengkap. keseluruhan kawasannya sekitar 167 hektar. Di sini dapat ditemukan beragam tumbuhan atau flora langka, termasuk rotan, anggrek, kantung semar (Nephenthes sp), pandan, meranti bunga , kenari dan malutua. Malutua merupakan tumbuhan unik karena pohon ini berwarna merah pada pagi hari, hijau menjelang sore, dan berwarna putih pada malam hari. Sementara potensi fauna yang tercatat, lebih dari 45 jenis satwa liar dan dilindungi, seperti harimau sumatera, kancil, kijang, rusa, kambing hutan, siamang, beruang dan beragam jenis burung. Sementara potensi air panas berada pada satu bukit kapur sekitar setengah hektar. Ada tiga bukit, masing-masing di arah selatan, timur dan barat. Ketiganya dihubungkan oleh sebuah retakan yang seolah membelah masing-masing bukit. Retakan ini sebenarnya merupakan tempat luapan air panas. Lebarnya juga beragam, mulai 10 centimeter hingga setengah meter. Saat ini hanya bukit sebelah barat yang memancarkan air panas. Namun gemuruh air panas bisa didengar dari retakan-retakan yang menghubungkan ketiga bukit itu. Namun karena lubang retakan itu begitu dalam, yang terlihat hanya hitam. Biasanya bukit-bukit ini memang bergantian mengeluarkan air panas. Tidak tentu waktunya. 
Misalnya kawah yang sekarang ini, dahulunya sudah tidak berfungsi, tetapi sekarang aktif kembali. Air panas itu memang menakjubkan.Air bersuhu sekitar 300 Dengan adanya potensi yang sangat menarik yang disuguh kan oleh cagar alam Tinggi raja dan Sumber air Panasnya diharap kan dapat menarik datangnya pengunjung baik dari dalam maupun Luar negeri dengan suatu perencanaan kawasan wisata alam dan air panas dengan konsep tidak merusak cagar alam ini tentunya karena itu merupakan modal utama dalam pengembanganya. 














  



video 
Pelaku dalam vidio ini adalah Supriadi, Barrey, Rianto, dan R H Chandra sebagai pengambil gambar. Adegan ini diambil pada tanggal 3 Februari 2011 berlokasi di Tinggi Raja Kab. Simalungun.


Tuesday, April 3, 2012

CARA SEDERHANA MENGENAL JAMUR LIAR BERACUN


BAGAIMANA membedakan jenis jamur yang dapat dimakan dan tidak membahayakan, dengan jenis lain yang membahayakan atau beracun?
BAGAIMANA membedakan jenis jamur yang dapat dimakan dan tidak membahayakan, dengan jenis lain yang membahayakan atau beracun? Terus terang jika hanya berdasarkan kepada bentuk, sifat, dan keadaannya, sangat sukar untuk membedakan jenis jamur beracun (membahayakan) dan tidak. Walau begitu, ada beberapa ketentuan yang sejauh ini dapat dijadikan pegangan untuk menentukan jenis jamur beracun dan tidak, dengan catatan ketentuan ini tidak dapat dijadikan pegangan yang 100% benar.
Beberapa ketentuan yang dapat dijadikan dasar pegangan dimaksud antara lain adalah tanda-tanda umum jamur beracun:
a.       Jenis jamur beracun pada umumnya memunyai warna yang mencolok semisal merah-darah, hitam-legam, biru-tua ataupun warna-warna lainnya. Walaupun ada pula jenis jamur beracun yang memunyai warna terang (kuning muda) atau putih, dan jamur yang dapat dimakan berwarna gelap, semacam warna cokelat-tua.
b.      Jenis jamur beracun dapat menghasilkan bau yang menusuk hidung, seperti bau telur busuk ataupun bau amoniak.
c.       Jenis jamur beracun memunyai cincin atau cawan. Walaupun ada yang sebaliknya, seperti jamur-merang memunyai cawan dan jamur kompos memunyai cincin, tetapi tidak termasuk jamur beracun.
d.      Jenis jamur beracun umumnya tumbuh pada tempat yang kotor, tempat pembuangan sampah, kotoran kandang, dan sebagainya. Walaupun untuk penanaman dan pemeliharaan jamur kompos justru dipakai kotoran kandang/kotoran kuda.
e.      Kalau jenis jamur beracun dikerat pisau yang terbuat dari perak, atau dikerat pisau biasa kemudian benda perak didekatkan kepada keratan tadi, maka pada benda perak terbentuk warna hitam atau biru. Hal itu menandakan jamur tersebut beracun.
f.        Jenis jamur beracun cepat sekali berubah warna, misalnya dari warna putih ke warna gelap kalau dimasak atau dipanaskan.
g.       Ada kebiasaan yang turun-temurun di antara petani di desa untuk menentukan apakah jamur beracun atau tidak, dengan jalan memepeskan bersama nasi putih. Kalau kemudian warna nasi berubah menjadi warna gelap, menandakan jamur itu termasuk jenis jamur beracun.
h.      Di banyak negara Eropa dan Amerika, banyak pemburu jamur yang sengaja membawa babi terlatih untuk membedakan jenis jamur beracun dan tidak. Cara lain yang dianjurkan kalau menemukan jenis jamur dan ingin mengetahui apakah termasuk jenis beracun atau tidak, adalah dengan menanyakan kepada penduduk setempat. Karena biasanya penduduk setempat sedikit banyak akan mengetahuinya, atau dapat memberikan penjelasannya.

Keracunan karena jamur
a.       Keracunan akibat mengonsumsi jamur memunyai beberapa gejala. Keracunan karena muskarin, maka setelah 5-10 menit, si pemakan akan mengeluarkan air mata, peluh atau ludah, kemudian diikuti dengan penyem­pitan pupil mata. Gejala lebih lanjutnya berupa sesak nafas, buang air, pusing, lemah kolaps dan koma, dan diikuti oleh kejang-kejang dan akhirnya meninggal.
b.       Keracunan karena racun lainnya, yaitu setelah 4-6 jam mengonsumsi, si pemakan akan menjadi haus, sakit perut yang hebat, muntah-muntah dan banyak mengeluarkan berak encer (muntaber). Lama-kelamaan akan menjadi shock dan akhirnya dapat menimbulkan kematian.

Cara menghindari
Tentunya dengan adanya gejala di atas setelah makan jamur, paling aman meminta bantuan yang berwenang, dokter atau paramedis yang ditunjuk. Karena dokter lalu akan melakukan usaha simtomatik atau suportif, dengan memberikan thiosulfas natrikus. Untuk penderita yang shock dapat pula diberikan larutan garam fisiologis (0,85% NaCl), sedang untuk penderita yang gawat dapat juga diberikan suntikan 0,25 mg antropin secara intra-muskular atau kalau mungkin per-oral.
Sering pula digunakan obat penawar yang sifatnya universal yang terdiri dari dua bagian arang kayu (dapat diganti dengan bakaran roti atau beras sampai hangus), satu bagian garam inggris, dua bagian asam tannin (dapat pula diganti dengan teh-keras/kental). Satu sendok campuran di atas kemudian diseduh di dalam satu gelas air masak, dan diminum

KENALI JAMUR BERACUN DAN TIDAK BERACUN


Warna saja tak cukup Agak sulit Mengenai jamur yang mengandung racun atau tidak.Pembedaan berdasarkan warna dan bentuknya saja tak cukup. Karena itu berhati – hati dan jauh lebih baik. Berikut beberapa ciri umum yang membedakan jamur beracun atau tidak beracun.
  1. Jamur beracun biasanya memiliki warna mencolok,seperti merah darah,hitam legam,atau biru tua.Namun,ini tak lantas berarti jamur berwarna kuning muda atau putih selalu pasti bebas racun.
  2. Jamur racun biasanya mempunyai cincin atau cawan.Tetapi khususnya untuk beberapa jamur itu tak berlaku seperti pada jamur merang yang memiliki cawan dan campignon,seperti payung,yang bercincin.
  3. Bau jamur yang beracun selalu menusuk,bisa seperti bau telor busuk atau bau amonjak.
  4. Jamur beracun bisanya tumbuh di tempat yang kotor.
  5. Jamur beracun cepat menimbulkan karat pada pisau yang dipakai mengeratnya. Namun jika pisau yang dipakai terbuat dari perak,warna hitam atau biru tua akan segera muncul.
  6. Jamur beracun berubah warna dengan cepat pada waktu pemanasan dan pemasakan.
Sekarang bagaimana jika kita keracunan? gejala apa yang akan timbul?
  • Sakit pada bagian perut
  • Wajah pucat
  • Berkeringat dingin
  • Mual – mual,bajkan muntah
  • Tubuh lemas terkadang disertai kejang – kejang
  • Bibir kering
  • Mata berkunang – kunang
  • Pingsan,bahkan meninggal
Cara penanganan :
  • Jangan banyak bergerak
  • Minum air putih sebanyak – banyaknya untuk mencegah dehidrasi
  • Segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat.