Habit: herba, tinggi keseluruhan ± 20 cm. Batang: bulat, warna coklat, panjang ± 8 cm, permukaan kasar, dan terdiri dari 5-8 helai daun. Daun:
memanjang, warna hijau terang dan berbercak hijau tua, panjang ± 12 cm
dan lebar ± 2,7 cm, permukaan kasar, tepi bergerigi, tipis, ujung
terbelah dan tidak memiliki tangkai daun. Perbungaan: tunggal, aksilar, panjang tangkai perbungaan ± 30 cm dan panjang tangkai bunga ± 1 cm dan permukaan tangkai perbungaan berbulu. Bunga: warna
hijau kekuningan, pada kelopak atas terdapat garis vertikal berwarna
kemerahan, pada kelopak samping terdapat bintik berwarna hitam, bibir
berbentuk seperti kantung. Kelopak atas: panjang ± 5 cm dan lebar ± 3,5 cm. Mahkota: panjang ± 6 cm dan lebar ± 1,7 cm. Bibir: panjang ± 5 cm dan lebar ± 3 cm.
Daftar fauna identitas provinsi di Indonesia
berikut merupakan daftar nama binatang (fauna) yang ditetapkan menjadi
identitas (maskot) dari masing-masing provinsi di Indonesia. Selain
memiliki fauna identitas, masing-masing provinsi juga memiliki flora
identitas. Catatan saya kali ini hanya tentang fauna (hewan) yang di
jadikan identitas (maskot) provinsi di Indonesia.
Berikut Daftar Fauna Identitas Provinsi Di Indonesia:
Nanggroe Aceh Darussalam: BurungCeumpala Kuneng (Copsychus pyrropygus)
Papua: Burung Cendrawasih (Seleucidis melanoleucus)
Dari ke-33 provinsi di Indonesia, terdapat dua provinsi yang tidak saya ketahui fauna (satwa) identitasnya yaitu provinsi Kepulauan Riau dan Maluku Utara. Telah saya coba untuk googling namun hasilnya nihil.
Tanaman sukun yang biasa kita kenal buahnya sebagai makanan yang enak digoreng ternyata daunnya mempunyai fungsi yang
sangat penting untuk kesehatan kita. Daun tanaman ini sangat potensial untuk
mencegah penyakit jantung pada manusia.
Sudah sejak jaman dulu daun tanaman sukun telah dimanfaatkan
secara tradisional untuk mengobati liver, ginjal, jantung dan inflamasi. Bahkan
di negeri tetangga Taiwan, akar dan batang tanaman sukun telah banyak digunakan
untuk mengobati penyakit sirosis (kangker hati)
Daun tanaman tersebut mengandung beberapa zat
berkhasiat seperti asam hidrosianat, asetilcolin, tanin, riboflavin, dan
sebagainya. Zat-zat ini menurut penelitian mampu mengatasi peradangan dalam tubuh kita.
Sukun memiliki
flavonoid yang khas, uji khasiat terhadap ekstrak daun sukun menunjukkan efek
penurunan kadar kolesterol darah dan akumulasi lemak pada dinding pembuluh
darah aorta pada mencit di laboratorium. Studi in vitro juga menyimpulkan,
ekstrak daun sukun efektif melindungi jantung dari serangan iskemik akut.
Uji toksisitas menunjukkan tidak ditemukannya efek samping toksik pada hewan
uji, tidak memengaruhi fungsi jantung, ginjal dan hati, maupun profil
hematologi. MENGOBATI GINJAL:
Siapkan tiga lembar daun
yang berwarna hijau tua, namun masih menempel di dahan. Kemudian cuci
bersih pada air mengalir. Selanjutnya dirajang lalu jemur sampai kering.
Siapkan pula wadah lalu isi dengan air bersih dua liter. Usahakan wadah
tersebut terbuat dari gerabah tanah liat, tapi jika tak ada bisa juga
memakai panci stainless steel. Masukkan dedaunan kering itu lalu dimasak
sampai mendidih, sisakan air tersebut sampai volumenya tinggal separuh.Selanjutnya, tambahkan air
bersih satu liter, dan didihkan lagi sampai separuh. Kemudian saringlah
rebusan daun sukun itu. Warna airnya merah, mirip teh. Rasanya agak pahit.
Silakan diminum sampai habis, tak boleh disisakan untuk kesesokan harinya.
Demikian seterusnya.
Agar tidak
repot bolak-balik mengambil tiga lembar daun, sebaiknya sediakan rajangan
daun sukun kering untuk seminggu. Caranya, siapkan lembar daun hijau tua
sebanyak 3 x 7 = 21 lembar. Proses selanjutnya persis seperti cara di
atas, sehingga kita punya sejumlah rajangan daun sukun kering, tapi
dibagi-bagi menjadi tujuh bungkus.
MENGOBATI JANTUNG:
Cara 1: Ambillah satu lembar daun sukun tua yang masih menempel di
pohon. Daun sukun tua mempunyai kadar zat kimia maksimal. Cucilah sampai
bersih lalu dijemur hingga kering. Kemudian rebus sampai mendidih dengan
lima gelas air dan sisakan sampai tinggal separuh. Tambahkan air lagi
hingga mencapai volume lima gelas. Setelah disaring, rebusan air itu siap
diminum dan harus habis tak bisa disisakan untuk esok hari. Untuk hasil
yang lebih baik daun sukun tersebut bisa ditambahkan bangle (bengle).
Cara 2:
Campuran segenggam daun sukun yang telah dikeringkan dan bangle diseduh
dengan air panas, seperti halnya membuat teh. Diminum setiap hari sebagai
pengganti teh.
Lichenes merupakan lumut kerak yang mungkin belum
banyak diketahui oleh sebagian orang. Tapi, sesungguhnya ia berbeda dari
lumut. Lichenes (lumut kerak) merupakan gabungan dua tanaman yang hidup
bersama, yaitu antara fungi (jamur) dan yang berwarna hijau disebut ganggang
(alga) sehingga secara morfologi dan fisiologi merupakan satu kesatuan. Ganggang membuat makanan untuk jamur. Sebab, warna hijau
yang dimilikinya memungkinkan ganggang melakukan proses fotosintesis, memasak
makanan. Sementara itu, tugas jamur adalah memberi perlindungan terhadap
kekeringan. Lichenes adalah tanaman
yang hebat. Berbeda dari lumut biasa yang tumbuh di tempat yang lembab,
lichenes bisa tumbuh di tempat-tempat yang sulit, tempat yang sangat dingin dan
kering. Lichenes ini hidup secara epifit pada pohon-pohonan, tetapi
dapat juga hidup di atas tanah, terutama di daerah sekitar kutub utara, di atas batu cadas, di tepi pantai dan juga di
gunung-gunung yang tinggi.
Tumbuhan ini tergolong tumbuhan perintis yang ikut
berperan dalam pembentukan tanah. Tumbuhan ini bersifat endolitik karena dapat
masuk pada bagian pinggir batu. Bukan hanya tumbuh di
batu, lumut ini menjadikan batu itu lapuk. Lichenes ini menghasilkan asam, dan kemudian asam itu melubangi
batu dan lama kelaman memecahnya. Begitu batu menjadi tanah, tanaman lain pun
bisa tumbuh di sana. Itulah sebabnya lumut kerak disebut juga tumbuhan
perintis. Lumut kerak ini bahkan bisa tumbuh di tengkorak binatang yang mati.
Dalam hidupnya lichenes tidak memerlukan syarat hidup yang tinggi dan tahan
terhadap kekurangan air dalam jangka waktu yang lama. Lichenes tumbuh sangat lambat dan umurnya
pun panjang. Lichenes yang
hidup pada batuan dapat menjadi kering karena teriknya matahari, tetapi
tumbuhan ini tidak mati, dan jika turun hujan bisa hidup kembali. Pertumbuhan
talusnya sangat lambat, dalam 1 tahun jarang lebih dari 1 cm. Tubuh buah baru
terbentuk setelah mengadakan pertumbuhan vegetatif bertahun-tahun. Satu hal yang tak disukai oleh tumbuhan ini adalah udara
dan air yang beracun. Itulah sebabnya kita tidak akan bisa menjumpai tumbuhan
ini tumbuh dekat pabrik-pabrik. Karena sifatnya yang peka ini Lichenes sering dipakai sebagai penunjuk
adanya pencemaran udara di suatu daerah.
Alga yang ikut menyusun tubuh lichenes disebut
gonidium, dapat bersel tunggal atau berupa koloni. Kebanyakan gonidium
adalah ganggang biru (Cyanophyceae) antara lain Chroococcus dan Nostoc,
kadang-kadang juga ganggang hijau (Chlorophyceae) misalnya Cystococcus
dan Trentepohlia. Kebanyakan cendawan penyusun Lichenes tergolong ke
dalam Ascomycetes terutama Discomycetales, hanya kadang-kadang Pyrenomycetales.
Mungkin juga Basidiomycetes mengambil bagian dalam pembentukan Lichenes, kebayakan cendawan-cendawan
tertentu bersimbiaosis dengan ganggang tertentu pula. Untuk memelihara lichenes
pad medium buatan dijumpai banyak kesukaran. Tetapi jika cendawan dan ganggang
dipisahkan, masing-masing dapat dipelihara dengan mudah pada medium buatan.
Dalam kultur murni cendawan baru memperlihatkan susunan morfologi menurut
jenisnya, tetapi bentuk talus seperti lichenes baru terjadi, jika bertemu
dengan jenis ganggang yang tepat. Lain ganggang akan menghasilkan lain
lichenes. Jadi bentuk lichenesbergantung pada macam cara hidup bersama
antara kedua macam organisme yang menyusunnya. Dengan kata lain alga dan jamur
bersimbiosis membentuk lichenes baru jika bertemu dengan jenis yang tepat.
Acharius (1679-1737) menyatakan pendapatnya
mengenai pengelompokan atau klasifikasi lichenes dalam dunia tumbuhan.
Sedangkan Micheli (1757-1819) berpendapat bahwa lichenes dimasukkan ke dalam kelompok yang tidak terpisah dari
jamur, tapi kebanyakan ahli sepakat bahwa Lichenes
perlu dipisahkan dari fungi atau menjadi golongan tersendiri. Alasan dari
pendapat yang kedua ini adalah karena jamur yang membangun tubuh Lichenes tidak akan membentuk tubuh lichenes tanpa alga.
Hal lain didukung karena adanya zat-zat hasil
metabolisme yang tidak ditemui pada alga dan jamur yang hidup terpisah. Pada
penampang melintang talus Lichenes
tampak hifa cendawan seringkali membalut sel-sel ganggang, bahkan ada yang
memasukkan haustorium ke dalam sel-sel ganggang. Ganggang tetap hidup, tetapi tidak
dapat membiak dengan sel-sel lembaganya sendiri. Kebanyakan Lichenes berkembang biak vegetatif,
karena bila sebagian talus terpisah, lalu tumbuh merupakan individu baru. Pada
beberapa jenis lichenes, pembiakan
berlangsung dengan perantaraan soredium, yaitu kelompok kecil sel-sel ganggang
yang sedang membelah dan diselubungi benang-benang miselium menjadi suatu badan
yang dapat terlepas dari induknya. Lichenes
menghasilkan lebih dari 500 senyawa biokimia yang unik untuk dapat beradaptasi
pada habitat yang ekstrim. Senyawa tersebut berguna untuk mengontrol sinar
terik matahari, mengusir/menolak (repellen)
herbivora, membunuh mikroba dan mengurangi kompetisi dengan tumbuhan.
Diantaranya berbagai jenis pigmen dan antibiotik yang juga membuat Lichenes ini sangat berguna bagi manusia
pada masyarakat tradisional.
Kabupaten Simalungun merupakan salah
satu kabupaten di Propinsi Sumatera utara terletak di bagian timur
p,secara geografis simalungun terletak pada 02036’05’’-03018’14’’ LU
dan 98032’03’’-99035’03’’Bt Dengan luas wilayah 4.386,60 Km2 atau 6,12%
dari Luas wilayah Propinsi Sumatera Utara, kabupaten Simalungun
memiliki 30 kecamatan termasuk 9 kecamatan merupakan pemekaran dengan
17 kelurahan dan 294 desa/Nagori. Kabupaten Simalungun dengan luas
4.386,60 Km2 memiliki topografi yang bevariasi. Dataran tinggi terletak
dibagian barat daya,barat dan barat laut.dataran rendah terletak pada
bagian Utara.timur dan tenggara dengan kemiringan lereng 0 – 40% serta
ketinggian 20 – 1400 meter di atas permukaan laut kondisi fisik suatu
wilayah mutlak diperlukan untuk mengetahui potensi sumber daya alam
yang terkandung pada wilayah tersebut Salah satu potensi sumber daya
alam tersebut adalah sektor kepariwisataan, ini merupakan salah sektor
yang mendukung dalam pembangunan daerah. kepariwisataan yang matang dan
mantap bersifat sustainable atau berkelanjutan Kecamatan Silau Kahean
sebagai salah satu kecamatan di Kabupaten Simalungun, memiliki salah
satu potensi kepariwisataan berupa cagar alam dan sumber air panas
yaitu cagar alam Tinggi raja.
Daerah
ini merupakan cagar alam yang di lindungi pemerintah kabupaten
simalungun Tinggi raja sebagai sebuah cagar alam, memang memiliki
panorama hutan alam yang lengkap. keseluruhan kawasannya sekitar 167
hektar. Di sini dapat ditemukan beragam tumbuhan atau flora langka,
termasuk rotan, anggrek, kantung semar (Nephenthes sp), pandan,
meranti bunga , kenari dan malutua. Malutua merupakan tumbuhan unik
karena pohon ini berwarna merah pada pagi hari, hijau menjelang sore,
dan berwarna putih pada malam hari. Sementara potensi fauna yang
tercatat, lebih dari 45 jenis satwa liar dan dilindungi, seperti
harimau sumatera, kancil, kijang, rusa, kambing hutan, siamang, beruang
dan beragam jenis burung. Sementara potensi air panas berada pada satu
bukit kapur sekitar setengah hektar. Ada tiga bukit, masing-masing di
arah selatan, timur dan barat. Ketiganya dihubungkan oleh sebuah
retakan yang seolah membelah masing-masing bukit. Retakan ini
sebenarnya merupakan tempat luapan air panas. Lebarnya juga beragam,
mulai 10 centimeter hingga setengah meter. Saat ini hanya bukit sebelah
barat yang memancarkan air panas. Namun gemuruh air panas bisa didengar
dari retakan-retakan yang menghubungkan ketiga bukit itu. Namun karena
lubang retakan itu begitu dalam, yang terlihat hanya hitam. Biasanya
bukit-bukit ini memang bergantian mengeluarkan air panas. Tidak tentu
waktunya.
Misalnya kawah yang
sekarang ini, dahulunya sudah tidak berfungsi, tetapi sekarang aktif
kembali. Air panas itu memang menakjubkan.Air bersuhu sekitar 300
Dengan adanya potensi yang sangat menarik yang disuguh kan oleh cagar
alam Tinggi raja dan Sumber air Panasnya diharap kan dapat menarik
datangnya pengunjung baik dari dalam maupun Luar negeri dengan suatu
perencanaan kawasan wisata alam dan air panas dengan konsep tidak
merusak cagar alam ini tentunya karena itu merupakan modal utama dalam
pengembanganya.
Pelaku
dalam vidio ini adalah Supriadi, Barrey, Rianto, dan R H Chandra
sebagai pengambil gambar. Adegan ini diambil pada tanggal 3 Februari
2011 berlokasi di Tinggi Raja Kab. Simalungun.
BAGAIMANA membedakan jenis jamur yang dapat dimakan dan
tidak membahayakan, dengan jenis lain yang membahayakan atau beracun?
BAGAIMANA membedakan jenis jamur
yang dapat dimakan dan tidak membahayakan, dengan jenis lain yang membahayakan
atau beracun? Terus terang jika hanya berdasarkan kepada bentuk, sifat, dan
keadaannya, sangat sukar untuk membedakan jenis jamur beracun (membahayakan)
dan tidak. Walau begitu, ada beberapa ketentuan yang sejauh ini dapat dijadikan
pegangan untuk menentukan jenis jamur beracun dan tidak, dengan catatan
ketentuan ini tidak dapat dijadikan pegangan yang 100% benar.
Beberapa ketentuan yang dapat dijadikan dasar pegangan
dimaksud antara lain adalah tanda-tanda umum jamur beracun:
a.Jenis
jamur beracun pada umumnya memunyai warna yang mencolok semisal merah-darah,
hitam-legam, biru-tua ataupun warna-warna lainnya. Walaupun ada pula jenis
jamur beracun yang memunyai warna terang (kuning muda) atau putih, dan jamur
yang dapat dimakan berwarna gelap, semacam warna cokelat-tua.
b.Jenis
jamur beracun dapat menghasilkan bau yang menusuk hidung, seperti bau telur
busuk ataupun bau amoniak.
c.Jenis
jamur beracun memunyai cincin atau cawan. Walaupun ada yang sebaliknya, seperti
jamur-merang memunyai cawan dan jamur kompos memunyai cincin, tetapi tidak
termasuk jamur beracun.
d.Jenis
jamur beracun umumnya tumbuh pada tempat yang kotor, tempat pembuangan sampah,
kotoran kandang, dan sebagainya. Walaupun untuk penanaman dan pemeliharaan
jamur kompos justru dipakai kotoran kandang/kotoran kuda.
e.Kalau
jenis jamur beracun dikerat pisau yang terbuat dari perak, atau dikerat pisau
biasa kemudian benda perak didekatkan kepada keratan tadi, maka pada benda
perak terbentuk warna hitam atau biru. Hal itu menandakan jamur tersebut
beracun.
f.Jenis jamur beracun cepat sekali berubah warna,
misalnya dari warna putih ke warna gelap kalau dimasak atau dipanaskan.
g.Ada
kebiasaan yang turun-temurun di antara petani di desa untuk menentukan apakah
jamur beracun atau tidak, dengan jalan memepeskan bersama nasi putih. Kalau
kemudian warna nasi berubah menjadi warna gelap, menandakan jamur itu termasuk
jenis jamur beracun.
h.Di
banyak negara Eropa dan Amerika, banyak pemburu jamur yang sengaja membawa babi
terlatih untuk membedakan jenis jamur beracun dan tidak. Cara lain yang
dianjurkan kalau menemukan jenis jamur dan ingin mengetahui apakah termasuk
jenis beracun atau tidak, adalah dengan menanyakan kepada penduduk setempat.
Karena biasanya penduduk setempat sedikit banyak akan mengetahuinya, atau dapat
memberikan penjelasannya.
Keracunan karena jamur
a.Keracunan
akibat mengonsumsi jamur memunyai beberapa gejala. Keracunan karena muskarin,
maka setelah 5-10 menit, si pemakan akan mengeluarkan air mata, peluh atau
ludah, kemudian diikuti dengan penyempitan pupil mata. Gejala lebih lanjutnya
berupa sesak nafas, buang air, pusing, lemah kolaps dan koma, dan diikuti oleh
kejang-kejang dan akhirnya meninggal.
b.Keracunan karena racun lainnya, yaitu setelah
4-6 jam mengonsumsi, si pemakan akan menjadi haus, sakit perut yang hebat,
muntah-muntah dan banyak mengeluarkan berak encer (muntaber). Lama-kelamaan
akan menjadi shock dan akhirnya dapat menimbulkan kematian.
Cara menghindari
Tentunya dengan adanya gejala di
atas setelah makan jamur, paling aman meminta bantuan yang berwenang, dokter
atau paramedis yang ditunjuk. Karena dokter lalu akan melakukan usaha
simtomatik atau suportif, dengan memberikan thiosulfas natrikus. Untuk
penderita yang shock dapat pula diberikan larutan garam fisiologis (0,85%
NaCl), sedang untuk penderita yang gawat dapat juga diberikan suntikan 0,25 mg
antropin secara intra-muskular atau kalau mungkin per-oral.
Sering pula digunakan obat
penawar yang sifatnya universal yang terdiri dari dua bagian arang kayu (dapat
diganti dengan bakaran roti atau beras sampai hangus), satu bagian garam
inggris, dua bagian asam tannin (dapat pula diganti dengan teh-keras/kental).
Satu sendok campuran di atas kemudian diseduh di dalam satu gelas air masak, dan
diminum
Warna
saja tak cukup Agak sulit Mengenai jamur yang mengandung racun atau
tidak.Pembedaan berdasarkan warna dan bentuknya saja tak cukup. Karena itu
berhati – hati dan jauh lebih baik. Berikut beberapa ciri umum yang
membedakan jamur beracun atau tidak beracun.
Jamur beracun biasanya memiliki
warna mencolok,seperti merah darah,hitam legam,atau biru tua.Namun,ini tak
lantas berarti jamur berwarna kuning muda atau putih selalu pasti bebas
racun.
Jamur racun biasanya mempunyai
cincin atau cawan.Tetapi khususnya untuk beberapa jamur itu tak berlaku
seperti pada jamur merang yang memiliki cawan dan campignon,seperti
payung,yang bercincin.
Bau jamur yang beracun selalu
menusuk,bisa seperti bau telor busuk atau bau amonjak.
Jamur beracun bisanya tumbuh di
tempat yang kotor.
Jamur beracun cepat menimbulkan
karat pada pisau yang dipakai mengeratnya. Namun jika pisau yang dipakai
terbuat dari perak,warna hitam atau biru tua akan segera muncul.
Jamur beracun berubah warna
dengan cepat pada waktu pemanasan dan pemasakan.
Sekarang
bagaimana jika kita keracunan? gejala apa yang akan timbul?
Sakit pada bagian perut
Wajah pucat
Berkeringat dingin
Mual – mual,bajkan muntah
Tubuh lemas terkadang disertai
kejang – kejang
Bibir kering
Mata berkunang – kunang
Pingsan,bahkan meninggal
Cara
penanganan :
Jangan banyak bergerak
Minum air putih sebanyak –
banyaknya untuk mencegah dehidrasi